Laporan: PELITA MONALD GINTING- Tongging
TONGGING, BENTENGTIMES.com– Sikap warga Tongging, Kecamatan Merek, yang menolak kios kulinernya dipercantik oleh pemerintah mengundang tanya publik Tanah Karo. Setelah ditelusuri, warga justru dihantui rasa waswas karena proyek itu membuat mereka kehilangan tempat tinggal sebab kios baru yang dibangun pemerintah hanya berukuran luas 4 x 4 meter.
“Sebenarnya, kami tidak menolak pembangunan. Tapi, kami belum bisa menerima maksud dan tujuan pemerintah yang dibilang membangun dan atau mempercantik kios itu,” kata M beru Munthe (57), salahseorang pedagang kuliner di pinggiran Danau Toba dan diiyakan pedagang lainnya kepada BENTENG TIMES dan Tim LSM Pemantau Keuangan Negara Karo, Jumat (23/11/2018).
Beru Munthe mengungkapkan, selama ini, dia hidup dari berjualan dan tinggal di kios tersebut lebih dari 20 tahun. Ia mengaku cemas dan sedih ketika pemerintah akan mempercantik bangunan yang berukuran sekitar 8 x 10 meter, menjadi ukuran 4 x 4 meter.
“Bagaimana tidak kami (para penempat warung) merasa pilu dan waswas akan nasib kami ke depannya. Bangunan yang kami jaga dan tempati selama ini akan berubah menjadi ukuran kecil 4 x 4 meter. Itu artinya di kios yang baru itu sudah jelas tidak bisa lagi dijadikan sekaligus tempat tinggal kami,” ujar Beru Munthe, sambil menggendong anaknya yang masih kecil.
(Baca: Pengusaha Kuliner di Tongging Tak Mau Kiosnya Dipercantik, Terkelin Bingung)
(Baca: Demo Pemindahtanganan Kios Parkir Mejuah Juah Berastagi)
Ia mengaku sulit membayangkan bagaimana menjalani usaha kuliner di bangunan baru itu, yang hanya berukuran 4 x 4 meter tersebut, tanpa kamar mandi, tanpa ruang dapur. Sementara ganti rugi yang ditawarkan kepada mereka hanya sebesar Rp1,5 juta. Dengan uang sebesar itu tentu itu tidak cukup bagi mereka untuk mencari tempat tinggal yang baru.
“Ke manalah kami pergi? Inilah alasannya kenapa kami terkesan menolak pembangunan RTH dan penataan bangunan kuliner ini,” kata Beru Munthe sedih.
Masih di tempat yang sama salah satu pemilik kios lama, Bermanto Silalahi (35), juga menyampaikan keluhannya. Ia juga mengaku tidak habis pikir melihat media-media yang memuat berita tentang penolakan warga terhadap pembangunan kios yang baru tanpa melakukan cross check kepada para pedagang kuliner.
“Bang, kami tidak menolak pembangunan bang. Tapi tolong dengarkan juga keluhan hati kami bang,” ujar Bermanto.
Bermanto mengungkapkan jika mereka lahir, besar, dan hidup di kios-kios yang mereka tempat selama ini. Ia menyebutkan jika kios itu telah mereka tempati selama bertahun-tahun kemudian digantikan dengan bangunan baru yang relatif kecil, maka mereka akan kesulitan mencari tempat tinggal yang baru. Sementara, ganti rugi dari pemerintah sama sekali tidak ada.
“Lihat kami bang, pikirkan nasib kami juga. Kami hanya minta keberpihakan pemerintah untuk memikirkan kondisi sosial kami rakyat kecil ini,” ucap Bermanto.
“Coba lihat bangunan warung kami yang sekarang ini, kurang cantik apalagi? Kurang rapi dan kurang bersih apalagi? Ukuran kios kami yang rata-rata berukuran seluas 8 x 10 meter itu bang,” katanya.
(Baca: Indikasi Penyimpangan Dana Desa di Temburun Diadukan ke DPRD Karo)
(Baca: Ingat! Komitmen Wakapolres Karo di Masjid Raya, Berantas Judi dan Narkoba)
Selama ini, Bermanto mengatakan, sama sekali tidak ada masalah dalam hal pengelolaan kios kuliner di Tongging. Bahkan dengan keberadaan kios tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan. Disebutkan bahwa keberadaan kios-kios kuliner di Tongging rata-rata memperkerjakan kurang lebih 6 sampai 7 pekerja setiap minggunya.
(Baca: Teror Ancam Bunuh, di Balik Terungkapnya Dugaan Korupsi Proyek Tugu Mejuah-Juah)
(Baca: Kasus Korupsi Tugu Mejuah-juah, Kejari Tetapkan 4 Tersangka)
Oleh sebab itu, Bermanto berharap pemerintah punya solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.
“Jujur bang, semenjak ada isu pembangunan ini saya sudah tidak semangat jualan lagi. Saya mikir ke manalah nanti akhir hidupku dan keluargaku bang,” ujar Bermanto.
“Semoga pemerintah bisa merasakan apa yang kami rasakan. Dan, besar harapan kami kepada pemerintah agar membuat kebijakan seadil-adilnya,” ujar Bermanto.
(Baca: Karo Kembali Raih Reward, Kali Ini Masuk Nominasi Desa Terbaik Indonesia 2018)
(Baca: Layak Pemuda Sudah, Target Berikut, Karo Jadi Kabupaten Layak Anak)
Untuk diketahui, bahwa di pasir pantai Desa Tongging, Kecamatan Merek, rencananya, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI akan membangun sebanyak 13 kios kuliner dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) senilai Rp3.792.040.000 ( tiga miliar tujuh ratus sembilan puluh dua juta empat puluh ribu rupiah).