SIANTAR, BENTENGTIMES.com– Samosir Music International akan kembali digelar di Tuk-Tuk Siadong, Kabupaten Samosir, pada 25 Agustus 2018 mendatang. Event ini merupakan edisi ke-4 sejak awal dimulainya pada tahun 2014 lalu.
Acara ini selalu tampil beda dengan menghadirkan 90-an musisi orkestra dari Austria ke Samosir. Itu atas inisiatif Hermann Delago, sebagai pimpinan orkestra dan Henry Manik sebagai eksekutor.
Adanya dukungan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir menjadikan event ini menjadi bagian dari agenda tahunan Horas Samosir Fiesta.
“Dari tahun ke tahun, pengunjung event ini sangat banyak. Bahkan menjadi salah satu event terbesar di sekitar Danau Toba dengan pengunjung terbanyak,” ungkap Henry Manik, Projek Manejer, kepada BENTENGTIMES.com, Sabtu (28/7/2018).
Henry melanjutkan, ini adalah salah satu pencapaian yang sangat baik dan sebuah terobosan baru untuk sebuah event yang bertaraf internasional di Samosir. Yang mana, imbas positifnya bisa dirasakan langsung oleh Samosir dan Danau Toba sebagai daerah pariwisata yang sedang digalakkan.
“Terutama sejak pemerintah pusat memasukkan daerah ini ke dalam kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Pemerintah pusat giat melakukan pembenahan di bidang instrastruktur. Dengan adanya pembenahan ini, maka event seperti ini sangat dibutuhkan, sebagai penarik pengunjung ke daerah ini. Oleh karena itulah, Pemda Samosir melihat ini suatu event yang strategis, yang mampu mendatangkan banyak orang sehingga diagendakan menjadi event tahunan,” papar Henry.
Festival musik ini, kata Henry, menjadi berbeda dari semua festival musik yang sudah ada selama ini, baik di dalam maupun di luar negeri. Alasannya karena setiap artis atau musisi yang terlibat baik yang dari Eropa maupun Indonesia diwajibkan bisa membawakan lagu-lagu daerah Batak.
“Sehingga setiap orang yang terlibat butuh persiapan lama, khusus dalam mempelajari lagu-lagu Batak. Keunikan konsep ini merupakan salah satu daya tarik buat banyak orang untuk hadir menyaksikan aksi panggung para artis ini,” ucap pria yang berdomisili di Belanda ini.
Secara tidak langsung, lanjut Henry, dengan konsep event yang seperti itu, nilai Habatakon terangkat dan lebih diperkenalkan ke dunia yang lebih luas lewat jalur musik.
“Kita ingin menunjukkan bahwa lagu Batak itu sangat indah dan fleksibel. Bisa diubah ke segala genre musik yang ada. Tentu, nilai promosi akan daerah sangat terkandung juga di dalamnya. Event ini memberi dampak positif ke banyak hal,” ujarnya.
Henry mengungkapkan, Hermann Delago sebagai pencetus ide ini mulai dari awal akan selalu dilibatkan selama event ini digelar dan selama Hermann bersedia.
“Walaupun nanti (Hermann) hanya sekadar menyapa pengunjung dari panggung. Ini merupakan bentuk apresiasi dan rasa hormat atas apa yang dilakukan Hermann Delago terhadap musik Batak baik di Austria sendiri,” bebernya.
Masih kata Henry, keindahan Samosir, keramahannya, keunikan musik dan budaya Batak, serta keprofesionalan semua tim panitia yang mengurusi event menjadi daya tarik utama para artis mancanegara untuk tampil dalam acara tersebut.
Penampilan Nadine Beiler tahun lalu di Samosir, sangat dikagumi seluruh pengunjung. Karakter vokalnya yang tinggi, indah, dan mampu mengeluarkan ucapan kata-kata terhadap lirik lagu lagu Batak dengan begitu kental persis seperti orang Batak sendiri. Tidak mudah untuk bisa melibatkan artis Eropa se level Nadine Beiler, dan bisa diarahkan untuk membawakan lagu daerah.
Tak hanya ada Nadine, Band pengiring band dari Austria JB’S Band juga akan tampil dalam event tersebut. Sebuah band anak muda, yang semuanya berlatar belakang pendidikan musik dari Conservatorium, dan sudah memiliki banyak aksi panggung di Eropa. Salah satu Flute Player dari Vienna akan ikut dilibatkan untuk memberi sedikit warna dengan tambahan flute atau sulim di aransemen musik JB’S nanti.
Kemudian, ada Kento Friesacher keturunan Jepang-Austria yang biasanya meniup suling India, atau suling klasik nantinya akan memainkan suling Batak walau cara memainkannya cukup beda. Untuk memenuhi itu, Henry Manik memberi satu set seruling Batak untuk dipelajari.
Demikian juga pemain drum dari JB’S Band yang akan memainkan gondang Batak dan beberapa bulan ini sudah dilatih menggunakan gondang batak yang Henry sudah kirimkan ke Austria. Nantinya, mereka ini juga akan berkolaborasi dengan artis dan pencipta lagu Batak, Tongam Sirait.
Selanjutnya, ada pemenang kontest lagu klasik Belanda, Bernadeta Astari juga akan kembali ikut meramaikan event di Samosir nanti. Kali ini, Bernadeta mengajak musisi Violistnya dari Swiss, Ken Lila Ashanty. Ken Lila adalah kelahiran Jakarta, dan telah berhasil mendapatkan Master musiknya di Swiss, dengan Cum Laude. Banyak prestasi yang sudah diraih baik di Asia maupun di Eropa dan juga banyak terlibat di konser musik klasik yang tergolong besar, baik di Indonesia maupun di Eropa.
Mereka nanti akan tampil Trio, bersama Pianist dari Jakarta, Yoshephine Madju, yang tahun lalu juga ikut terjun ke Samosir. Mereka nanti akan menerapkan jenis musik klasik terhadap lagu Batak dan juga lagu-lagu klasik lainnya.
Lalu, ada Viky Sianipar yang sudah sangat dikenal dengan arrangement musiknya yang jenius dan sangat konsen terhadap pengembangan musik lagu Batak. Viky akan hadir di Samosir bersama bandnya dan juga Alsant Nababan sebagai vokalisnya.
Dan yang terakhir, ada Louis Sitanggang yang merupakan vokalis dari Deredia, serta Jajabi Band sebagai musisi daerah yang tinggal di Tuk Tuk.
Secara umum, sambung Henry, untuk mendapatkan artis dari mana saja, ketika ada suatu kewajiban lagu yang harus dibawakan pasti tidak mudah.
“Persiapan akan event ini sudah tergolong rampung, hanya masih terus mencari dukungan ke banyak pihak, mengingat masih minimnya pendanaan yang bisa dikelola. Besar harapan event ini bisa mendapat perhatian yang lebih serius terutama dari pemerintah propinsi dan pusat, agar nantinya event ini bisa tetap digelar dan bisa semakin dikembangkan. Karena event ini sudah tiga kali membuktikan keberhasilannya untuk mendatangkan pengunjung ke Samosir dengan jumlah yang sangat banyak,” beber Henry.
(Baca: KM Sinar Bangun Karam di Kaldera Haranggaol, Wilayah Terdalam Danau Toba)
Henry mengaku, pihaknya lebih membutuhkan dukungan yang nyata dibanding hanya dengan ucapan apresiasi, seperti yang disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya setiap tahunnya sebelum dan sesudah event.
“Apalagi daerah ini telah menjadi salah satu daerah prioritas dari pusat, sehingga sangatlah wajar jika event seperti ini bisa mendapat perhatian yang benar dan serius agar bisa selalu berkelanjutan,” jelasnya.
(Baca: Tabur Bunga Tandai Penghentian Pencarian Korban di Danau Toba)
Di sisi lain, tambah Henry, mengingat musibah kapal KM Sinar Bangun dan banyaknya korban di Danau Toba, akan diadakan moment tertentu untuk mengingat sekilas kejadian tersebut.
“Itu sebagai bentuk penghormatan kepada semua korban. Dengan harapan, renungan ini nantinya bisa lebih menyadarkan semua pihak untuk tetap sadar atas perlunya kenyamanan dan keselamatan semua orang, baik di danau, darat atau dimana pun,” katanya.
(Baca: Pembangunan Monumen Tragedi Danau Toba: Semoga Mendapat Tempat Terbaik di Sisi Allah)
Henry berharap, pariwisata Samosir makin maju, aman, nyaman dan makin populer ke seluruh dunia. “Karena Samosir Music International memiliki visi misi untuk membawa nama Samosir ke dunia yang lebih luas dan menjadikan event ini sebagai salah satu event bergengsi yang harus diikuti oleh artis-artis baik dalam maupun luar negeri,” pungkasnya.