Adios, Diego! Terima Kasih Atas Seni Abadi yang Kau Suguhkan
- BENTENGTIMES.com - Kamis, 26 Nov 2020 - 03:06 WIB
- dibaca 133 kali
Babak perempat final Piala Dunia 1986 Mexico mungkin jadi momen paling dikenang dalam sejarah sepak bola dunia, khususnya bagi Argentina dan Inggris, yang memainkan laga tersebut. Pada momen itu, seorang pria ‘cebol’ mampu memperdayai begitu banyak pemain lawan, bahkan wasit, bahkan memperdayai berjuta pasang mata yang menyaksikan laga tersebut. Dia menciptakan sebuah gol ‘aneh’, mencetak gol dengan tangannya, dan gol tersebut dianggap sah. Dan, publik pun menyebutnya dengan ‘Gol Tangan Tuhan’.
CATATAN: PALA MUARA DONA SILABAN
Rakyat Argentina, saya, atau bahkan dunia, saat ini tengah menangis oleh kabar duka meninggalnya si pemilik ‘Gol Tangan Tuhan’ tersebut. Pada Rabu (22/5/2020), Diego Armando Maradona, telah berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa. Dia mendadak terkena serangan jantung dan nyawanya tak dapat diselamatkan.
Mendengar nama Maradona, tentu akan tergambar dalam bayangan kita seorang pria bertubuh tambun, pendek, rambut keriting. Nama tersebut juga akan mengingatkan kita pada sebuah permainan sepak bola yang indah, kecepatan, kelihaian, bahkan mengingatkan kita pada kontroversi.
BACA: BREAKING NEWS: Sang Legenda Diego Maradona Meninggal Dunia
Lihat saja pada video-video yang menunjukkan aksinya di masa lalu. Misalnya, setelah ‘Gol Tangan Tuhan’ itu tercipta, Maradona kembali membuat publik ternganga dengan meliuk-liuk begitu indahnya memperdayai beberapa pemain Inggris hingga akhirnya melesakkan gol.
Ya, beruntunglah mereka yang lahir di tahun 1980 ke bawah. Sebab, mereka berkesempatan untuk menyaksikan indahnya sepak bola yang dilakoni Maradona. Tubuh mungilnya yang hanya 1,65 meter mampu membuat takjub dunia lewat aksi-aksinya. Puncaknya, dia berhasil membawa Argentina mengangkat trofi Piala Dunia tahun 1986 usai mengandaskan perlawanan Jerman Barat.
Jauh sebelum aksinya melawan Inggris, Maradona sebenarnya sudah mengejutkan dunia ketika berseragam Boca Juniors. Kala itu, tahun 1981, ketika timnya bersua dengan rival abadi, River Plate, pria kelahiran 30 Oktober 1960 ini sudah menunjukkan kelasnya. Aksi solo run Maradona hingga akhirnya berbuah gol menjadi satu dari tiga gol yang membawa kemenangan Boca. Gol-gol seperti inilah yang menjadi ciri khas Maradona. Dia begitu cepat berlari dengan dribble yang sempurna.
BACA: Argentina Tetaplah Argentina
Yang juga sangat menakjubkan adalah ketika Maradona mampu meruntuhkan dominasi Juventus dan duo Milan di medio hingga akhir 80-an saat dirinya membela Napoli, klub yang saat itu tak dianggap apa-apa. Dia menjadi juruselamat Naples (warga Napoli) dengan mempersembahkan 2 gelar Serie A, Coppa Italia, Piala Supercoppa dan Piala UEFA, yang merupakan prestasi yang tak disangka mampu diraih tim sekelas Napoli.
Namun, Maradona juga melekat dengan kontoversi. Di Piala Dunia 1994, dia harus didepak dari gelaran turnamen 4 tahunan tersebut karena tertangkap mengkonsumsi doping. Bahkan, tahun 2004 Maradona nyaris meninggal dunia karena overdosis kokain. Bahkan, perselingkuhannya dengan istri Mauro Icardi pun sempat menggegerkan publik.
Begitulah Maradona, yang sarat akan prestasi dan kontroversi. Bahkan, dia juga dianggap sebagai makhluk suci. Ya, kedengarannya memang aneh, tapi begitulah faktanya, bahwa sekelompok orang di Argentina membuat kepercayaan bernama Iglesia Maradoniana, yang jemaatnya bahkan mencapai 200 ribuan orang.
BACA: Bunuh Saja Messi!
Namun, bagi saya, cukup pantaslah rasanya bila gelar ‘legenda’ disematkan padanya. Bukan hanya karena dia merengkuh Piala Dunia atau meraih FIFA Player of the Century, namun lebih karena ‘jasanya’ dalam menyuguhkan keindahan sepak bola. Aksinya saat menggiring bola, meliuk-liuk, melesakkan tendangan, melompat, berlari dan menari-nari, sesungguhnya adalah seni yang abadi.
Adios leyenda! Descansa en paz!