NEW ORLEANS, BENTENGTIMES.com– Saat ini, sosok Marissa Hutabarat tengah menarik perhatian warganet Indonesia. Lantaran, wanita yang menyandang marga Batak Toba ini tengah maju mencalonkan diri menjadi hakim pengadilan negeri New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat (AS).
Karena marganya itu, warganet hingga media tanah air pun menyebut bahwa Marissa adalah diaspora Indonesia. Siapakah Marissa sebenarnya dan bagaimana sepak terjangnya di lembaga hukum Louisiana?
Sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, pada Minggu (5/7/2020), menghimpun enam fakta menarik tentang sosok Marissa Hutabarat.
Dilihat dari laman Facebook resmi miliknya ‘Marissa for Judge’, Marissa ternyata didukung Partai Demokrat, partai saingan Presiden Donald Trump.
Dengan masuknya menjadi kubu calon presiden dari Demokrat Joe Biden, Marissa pun berharap warga bisa berpartisipasi lebih awal dalam pemungutan suara.
“Orleans Parish Democratic Executive Committee (OPDEC) mengumumkan bahwa Joe Biden dan Marissa Hutabarat adalah Nominasi Demokrat Resmi. BERI SUARA UNTUK TIM KEMENANGAN! Saya mengajak Anda untuk memilih lebih awal, dan saya dengan rendah hati meminta dukungan Anda dan memilih (saya) menjadi Hakim Pengadilan Negeri Pertama. Pemungutan suara awal telah dimulai: 20 Juni-4 Juli. Hari Pemilihan: 11 Juli,” demikian tulis Marissa Hutabarat.
2. Alumni Universitas Katolik di Chicago”
Dilihat dari situs web kampanyenya, Marissa ternyata adalah lulusan S1 dari DePaul University. Seperti diketahui, DePaul University dikenal sebagai universitas Katolik terbesar di AS dan terletak di Chicago, Illinois.
Bukan hanya itu, Marissa juga terlihat menjelaskan bagaimana saat masih kuliah di DePaul, dia tidak pindah ke Chicago lantaran harus merawat adik-adiknya di rumah.
Baca: Marissa Hutabarat, Boru Batak Jadi Calon Hakim di Amerika Serikat
Setelah mendapatkan gelar sarjana pada tahun 2006, Marissa pun diketahui sukses menyabet gelar Juris Doctor dari Loyola University New Orleans pada 2010.
Marissa dikenal sebagai sosok pekerja keras dan cerdas. Dia berhasil mencatatkan diri sebagai satu-satunya kandidat yang pernah bekerja di firma hukum bergengsi hingga terpilih untuk tiga jabatan administrasi yang berbeda.
Sementara itu, Marissa sendiri memang diketahui pernah bekerja sebagai juru tulis hukum yudisial selama beberapa tahun di Louisiana State Court of Appeal, Fourth Circuit. Kemudian, ia pindah dan akhirnya bergabung dengan Firma Hukum Glago Williams, LLC, New Orleans, hingga kini.
Sebagai informasi, pada 2017, Firma Hukum Glago sempat mendapat peringkat regional sebagai firma hukum teratas dalam praktik litigasi cedera pribadi oleh surat kabar A.S News.
Di firma itu, Marissa punya spesialisasi dalam kasus-kasus litigasi sipil, termasuk kasus-kasus cedera pribadi seperti kecelakaan mobil, malpraktik medis, dan perselisihan asuransi.
Dia juga diketahui masih menjabat sebagai Anggota Dewan Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba untuk Greater New Orleans (CADA).
4. Dekat Dengan Orang-orang Terpinggirkan
Dari laman marissaforjudge, Tim Kampanye menyebut bahwa selama ini Marissa telah menggunakan kualifikasi hukumnya untuk membantu orang yang terpinggirkan.
Disebutkan juga, bagaimana Marissa selalu melangkah memperjuangkan keadilan dan membantu mereka yang membutuhkan, termasuk mantan narapidana atau pelanggar hukum hingga pelaku bisnis lokal.
Baca: Boru Batak Cantik Ini Diangkat jadi Direktur Salah Satu Perusahaan Milik BUMN
Ternyata, selain rajin membantu warga yang kesulitan meraih kesejahteraan di AS, Marissa juga aktif menjadi relawan di sejumlah organisasi sosial di New Orleans, seperti Orchid Society hingga Coats For Kids.
Sampai ini, tidak begitu banyak memang yang diketahui dari kehidupan pribadi wanita bermarga Batak ini. Namun demikian, dalam laman New Orleans Living, Marissa terlihat menceritakan sedikit bahwa ayahnya datang dari Singapura.
Disebutkan pula bagaimana bahasa pertama ayahnya tersebut adalah Bahasa Inggris. Dia juga menjelaskan bahwa dengan visa pelajar, ayahnya datang ke AS dan setelah menyabet gelar master, ia sempat bersekolah di fakultas kedokteran gigi di Northwestern University Dental School, Chicago.
Walau memiliki latar belakang ilmu kedokteran gigi, namun tidak diketahui secara pasti apakah ayah Marissa adalah berprofesi sebagai dokter gigi.
6. Jadi Pengacara Karena Pengalaman Buruk Menimpa Ayah
Marissa juga mengungkapkan bahwa keputusannya menjadi pengacara ternyata dipicu dari pengalaman buruk yang menimpa ayahnya ketika berada di Amerika Serikat. Saat itu, Marissa menuturkan bahwa ayahnya sebenarnya mendapatkan beasiswa di Northwestern University Dental School.
Lalu, pada saat itu, Marissa menerangkan bahwa pihak terkait tidak mempertanyakan kewarganegaraannya. Namun, setelah lulus, agen penagihan justru meminta ayah Marissa membayar kembali uang beasiswa lantaran dinilai tidak memenuhi syarat.
Baca: Simak! Ini Daftar Orang Batak yang Dipanggil ke Istana
Marissa yang kala itu masih berusia 6 tahun pun sempat menyaksikan sendiri bagaimana ayahnya langsung tertekan. Akhirnya, setelah mendapatkan pengacara, ayah Marissa memenangkan kasus gugatannya.
Sejak itulah, dia mengaku memiliki keinginan besar menjadi advokat dan membantu orang-orang yang membutuhkan.