MEDAN, BENTENGTIMES.com – Perbedaan Jumat Agung dan Paskah belum sepenuhnya dipahami oleh sebagian besar masyarakat karena hingga kini masih ada yang keliru menyebut Jumat Agung sebagai Hari Paskah.
Arti Jumat Agung adalah bahwa pada hari Jumat dirayakan hari wafatnya Yesus Kristus di kayu salib setelah diadili oleh Mahkamah Agama Yahudi. Setelah menjalani penyiksaan dan penderitaan, akhirnya Yesus mati di Bukit Golgota di atas kayu salib.
Kematian Yesus di atas kayu salib itu diimani oleh umat Kristen sebagai bentuk penebusan dosa umat manusia, maka itulah disebut dengan Jumat Agung.
Hari Jumat Agung bukanlah momen untuk berdukacita melainkan sebuah momen yang penuh cinta. Hari Jumat Agung merupakan hari yang mana Yesus sang Juru Selamat wafat di salib, menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya.
Sesuai dengan nubuat yang tertulis di Alkitab, setelah Yesus mati dan dikuburkan, maka pada hari ketiga, yaitu Hari Minggu diceritakan Ia bangkit dari kematian-Nya. Kebangkitan Yesus itu memberi bukti bahwa Yesus adalah Anak Allah yang mampu menaklukkan penderitaan dan maut.
Itulah kenapa kebangkitan Yesus ini disebut Paskah yang bertepatan dengan Hari Minggu. Makna atau arti Paskah adalah hari kebangkitan atau Minggu Kebangkitan.
Adapun tanggal yang pasti mengenai peristiwa Jumat Agung tidak dicatat dalam alkitab, namun dari berbagai data, penelitian serta perkiraan, peristiwa Jumat Agung diyakini terjadi pada tahun 33 atau 34 Masehi.
Hari Jumat Agung jatuh 2 hari sebelum Hari Raya Paskah, yaitu hari peringatan kebangkitan Yesus (sesuai dengan alkitab perjanjian baru, karena dalam perjanjian lama hari raya paskah dikaitkan dengan peringatan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir).
Hari Raya Paskah jatuh pada hari Minggu yang pertama setelah bulan purnama paskah, yaitu bulan purnama pada atau setelah tanggal 21 Maret setiap tahunnya.
Untuk diketahui tanggal untuk hari Paskah setiap tahun selalu berubah dan tidak sama. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perhitungan penanggalan yang dilakukan pihak Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katolik Roma.
Gereja Ortodoks Timur menggunakan tanggal 21 Maret menurut Kalender Julian, sedangkan Gereja Katolik Roma menggunakan tanggal 21 Maret menurut Kalender Gregorian yang lebih modern dan lebih luas pemakaiannya.
Dengan demikian, bulan purnama Gereja Ortodoks Timur biasanya jatuh 4-5 hari setelah bulan purnama Gereja Katolik Roma.
Karena itu, Paskah di Gereja Katolik Roma dapat jatuh antara tanggal 22 Maret sampai 25 April, maka Jumat Agung jatuh antara tanggal 19 Maret sampai 22 April.
Di Gereja Ortodoks Timur, Paskah jatuh antara 22 Maret sampai 25 April menurut kalender Julian (tapi menurut kalender Gregorian berarti tanggal 4 April sampai 8 Mei) dan Jumat Agung dapat jatuh antara 19 Maret dan 22 April (atau antara 1 April sampai 5 Mei menurut kalender Gregorian).
Sementara itu untuk Paskah secara internasional, digunakan penanggalan secara Gregorian, penanggalan yang lebih populer dibandingkan penanggalan Julian.
Untuk memperhitungkan tanggal perayaan Paskah, gereja Kristen menggunakan hari bulan purnama “gerejawi” baik Julian maupun Gregorian tersebut, bukan bulan purnama astronomi. Itulah sebabnya perayaan Paskah bisa berbeda-beda tanggalnya, padahal Yesus bangkit di hanya dalam satu hari tertentu. Hal ini hanya karena pengaturan gereja semata.
Walaupun ada perbedaan arti atau makna, Jumat Agung dan Paskah adalah momen terpenting selain Natalan.
Bahkan dua peristiwa inilah menjadi puncak dari kehadiran Yesus sebagai manusia di dunia karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus, seperti yang tercatat di dalam keempat Injil di Perjanjian Baru.
Setelah 40 hari hidup bersama para murid-Nya, Yesus pun terangkat ke sorga. Lima puluh hari kemudian, turunlah Roh Kudus di antara para murid Yesus (para Rasul), sebagaimana dijanjikan Yesus kepada mereka.
Pada saat itulah para Rasul Yesus itu mentahbiskan sekitar 3.000 orang menjadi pengikut Yesus, yang disebut juga sebagai awal dari gereja mula-mula, yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.