MEDAN, BENTENGTIMES.com– Pelaksanaan Musyawarah Cabang (Muscab) Partai Demokrat yang digelar di Medan diwarnai kericuhan. Sesama kader sempat terlibat baku hantam. Namun, suasana panas itu akhirnya berhasil diredam.
Dari informasi dihimpun BENTENG TIMES, kericuhan diduga dipicu oleh kekecewaan salahsatu kandidat Ketua DPC Kota Medan kepada panitia Muscab, karena tidak diizinkan mendaftar.
Antara panitia muscab dengan kubu salahsatu kandidat Ketua DPC Kota Medan itu terjadi perbedaan pendapat mengenai salahsatu syarat dalam berkas administrasi pendaftaran.
Lalu, mereka terlibat cekcok. Kericuhan pun terjadi. Bahkan, sampai ada sesama kader terlibat baku hantam.
Namun suasana itu berhasil diredam Pengurus DPD Demokrat Sumut. Ketegangan antara panitia muscab dengan kubu salahsatu kandidat Ketua DPC Kota Medan itu pun akhirnya mereda.
Belakangan diketahui jika salahsatu kandidat Ketua DPC Demokrat Kota Medan yang terlibat selisih pendapat dengan Panitia Muscab tersebut adalah kubu Burhanuddin Sitepu.
Politisi Demokrat yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Medan itu berencana mencalonkan kembali.
Saat itu, Burhanuddin Sitepu datang bersama PAC dan para pendukungnya. Namun, panitia tidak memroses pendaftarannya, karena belum melengkapi persyaratan sebagaimana ditetapkan.
Baca: Sore Dijamu AHY, Malam Digeruduk, Ada Apa?
Baca: Kemenkumham Diminta Tolak Kubu Moeldoko, AHY: Mereka Bukan Pemilik Suara Sah
Untuk diketahui bahwa musyawarah cabang yang digelar DPD Partai Demokrat Sumut di Le Polonia Hotel Medan, pada Kamis (14/7/2022) itu, merupakan muscab ke-III untuk DPC Partai Demokrat Kota Medan, dan muscab ke-IV untuk DPC Partai Demokrat Kota Sibolga, Asahan, Tanjungbalai, dan Pakpak Bharat.
Yudha: Wajib Dapat Dukungan 20 Persen dari Total PAC
Yudha: Wajib Dapat Dukungan 20 Persen dari Total PAC
Sekretaris DPD Demokrat Sumut Yudha Johansyah menuturkan, kericuhan disebabkan kesalahpahaman antar kader saat mendaftar sebagai kandidat Ketua DPC Demokrat Kota Medan.
“Biasa di organisasi terjadi dinamika. Ada miskomunikasi antara pihak panitia dengan DPC Medan,” kata Yudha.
Namun, Yudha menegaskan bahwa pelaksanaan muscab ke-III dan ke-IV yang digelar DPD Sumut tetap mengikuti AD/ART yang berlaku di Partai Demokrat.
“Kami tetap menegakkan aturan yang berlaku di Partai Demokrat. Panitia juga saya arahkan untuk mengikuti aturan yang berlaku di AD/ART agar muscab berlangsung kondusif dan aman,” tegas Yudha.
Dia juga sudah menemui dan berbicara langsung dengan Burhanuddin Sitepu, salahsatu kandidat ketua. Dan, Yudha mengklaim jika Burhanuddin Sitepu dapat menerima penjelasan darinya.
“Saya sudah jelaskan dengan Burhanuddin Sitepu (Ketua DPC Partai Demokrat Medan yang mencalonkan lagi), dan beliau menerima,” kata Yudha.
Baca: Akhyar, Walikota Tersingkat di Indonesia, Gubernur Edy: Ini Sejarah
Baca: Bukan PDIP Apalagi Demokrat, JR Saragih Pilih Nasdem
Yudha menjelaskan bahwa salahsatu syarat yang harus dipenuhi adalah setiap kandidat ketua dpc wajib mendapat dukungan 20 persen dari total PAC (Pimpinan Anak Cabang).
“Misalnya 25 PAC. Jadi, syarat untuk maju minimal 5 PAC,” sebutnya.
Ini Yang Menentukan Ketua Terpilih..
Ini Yang Menentukan Ketua Terpilih..
Proses selanjutnya, masih kata Sekretaris DPD Demokrat Sumut Yudha Johansyah, setelah verifikasi pendaftaran dilanjutkan persidangan oleh panitia muscab.
Setelah itu, ada fit and proper test yang dilakukan oleh Ketua Umum, Sekjen, Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK), Ketua DPD, Sekretaris DPD.
“Setelah itu baru diputuskan siapa yang akan menjadi ketua terpilih,” terang Yudha.
Sebelumnya, telah digelar muscab serentak gelombang I untuk Kabupaten Langkat, Binjai, Tebing Tinggi, Karo, Nias, Nias Utara, Gunungsitoli, Nias Barat, Nias Selatan, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Utara, dan Kota Pematang Siantar serta Humbang Hasundutan (Humbahas).
Baca: Bah! Jhoni Allen Marbun akan Diadili
Baca: Jokowi: Kaderisasi Tidak Bisa Dikerjakan Sambil Lalu
Gelombang ke-2 untuk Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Labuhanbatu, Padang Lawas (Palas), Padang Lawas Utara (Paluta), Padangsidimpuan (Psp), Mandailing Natal (Madina), Tapanuli Selatan (Tapsel), Toba, Dairi, Samosir, Simalungun, dan Tapanuli Tengah (Tapteng).