MEDAN, BENTENGTIMES.com – Sejumlah lembaga quick count telah menyatakan kemenangan bagi pasangan Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara nomor urut 1 Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah dengan perolehan 57,07% suara berbanding 42,93 % yang diperoleh Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Sumut Arifin Siregar mengungkapkan, hasil hitung cepat itu merupakan salah satu penerapan metode ilmiah. Data sampel ini dijadikan gambaran hasil pemilihan dengan tingkat keakuratan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Dia menilai, kemenangan pasangan Eramas dalam Pilgub Sumut 2018 tak lepas dari strategi politik identitas yang dilancarkan sepanjang masa tahapan. “Kita tidak bisa naif. Kemenangan Eramas dibantu oleh politik identitas yang mereka gunakan,” ujarnya.
Meski begitu, penerapan politik identitas di Sumut bukan menjadi hal yang menakutkan, sebagaimana sempat digaungkan oleh pihak luar selama ini.
“Masyarakat justru jadi melek politik. Mereka berlomba-lomba mempelajari untuk mengetahui latar belakang kandidat. Lihat saja hari ini (pascapemilihan), kita gembira-gembira saja,” kata Arifin.
Sementara itu, pengamat politik lainnya, Warjio mengatakan, kemenangan Eramas dipengaruhi oleh besarnya kekuatan partai politik (parpol) yang mendukung mereka. Eramas didukung koalisi 10 parpol, sedangkan pasangan Djoss hanya dua parpol.
“Selain faktor kekuatan dan kinerja mesin partai, kemenangan pasangan Eramas secara sosiologi karena adanya keinginan warga yang menginginkan pemimpin yang berasal dari putra asli daerah,” ujar dosen di Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut.
Warjio juga melihat pasangan Eramas mampu memaksimalkan peran dari tokoh-tokoh agama untuk bisa menggerakan masyarakat agar memilih mereka. Di samping itu, dia meminta baik pasangan Eramas maupun Djoss, agar bijaksana menyikapi hasil perhitungan cepat ini demi kepentingan masyarakat.