Benteng Times

Djoss Tawarkan Pembangunan, Eramas Sibuk Bahas Kekurangan

Debat public Calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara pada debat sesi II di Hotel Adi Mulia, Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (12/5/2018) malam.

MEDAN, BENTENGTIMES.com – Dalam debat publik II Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut), pasangan Djarot dan Sihar Sitorus menawarkan pembangunan untuk mengatasi berbagai persoalan di Sumut. Sementara pasangan nomor urut satu, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah masih hanya sebatas membahas masalah kekurangan daerah.

Paparan pasangan nomor urut dua memberikan solusi untuk persoalan Sumut dinilai dapat menjawab berbagai persoalan yang ada di Sumut. Salah satunya pembangunan sumber daya manusia lewat pendidikan yang akan ditempuh dengan Kartu Sumut Pintar.

(BACA: Tak Kuasai Masalah Debat, Edy Rahmayadi Ditinggalkan Relawan)

Sementara untuk persoalan kesehatan akan diatasi dengan Kartu Sumut Sehat, sementara untuk kesejahteraan akan diberikan solusi dengan Kartu Sumut Sejahtera.

“Jangan ada yang putus sekolah karena kita akan membiayai, kalau ada yang sakit harus berobat karena kita mengakomodirnya lewat program Sumut Sejahtera. Untuk kesejahteraan kita punya Kartu Sumut Sejahtera,” terang Djarot pada debat yang berlangsung pada debat yang berlangsung di Hotel Adi Mulia, Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (12/5/2018).

Djarot mengatakan bahwa pasangan nomor urut dua hadir untuk pemerataan pembangunan. Karena itu APBD akan dimaksimalkan untuk pembangunan.

(BACA: Duh, Edy Tak Tahu Apa Artinya Stunting: Maaf Saya Gak Bisa Menjawabnya)

(BACA: Tagar #SumutPilih2 jadi Trending Topic)

Sementara Sihar Sitorus mengatakan bahwa pihaknya juga akan membangun berbagai infrastruktur untuk semua kalangan, termasuk sarana olah raga berstandar internasional dan ruang kreativitas untuk anak muda. “Jadi semua akan diakomodir,” ujar Sihar.

Sementara pasangan nomor urut satu mengatakan pentingnya pembangunan yang berkeadilan. Selain itu, Edy juga memaparkan sejumlah kekurangan dan kelemahan Provinsi Sumut, termasuk memaparkan angka kemiskinan dan pengangguran. Edy juga menilai bahwa angka pengangguran di Sumut tinggi, bahkan melebihi angka pengangguran tingkat nasional.

Exit mobile version