Begini Paparan Djarot-Sihar Cara Memperkecil Ketimpangan
- BENTENGTIMES.com - Minggu, 13 Mei 2018 - 06:48 WIB
- dibaca 315 kali
MEDAN, BENTENGTIMES.com – Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumut Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus mengatakan akan menambah anggaran untuk Kepulauan Nias. Djarot mengatakan, dengan peningkatan anggaran, terjadi pemerataan di kepulauan yang terletak di Samudera Hindia itu.
Demikian disampaikan Djarot-Sihar dalam debat calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara putaran kedua, Sabtu (12/5/2018) di Hotel Adi Mulia, Jalan Diponegoro, Medan.
Tak hanya Kepulauan Nias, mereka juga akan menambah alokasi anggaran untuk wilayah Pantai Timur dan Barat Sumut.
“Dalam memperkecil ketimpangan antara wilayah barat, tengah dan timur, kami akan melakukan beberapa hal. Pertama, efisiensi di dalam operasional APBD, kemudian kami akan melakukan tindakan untuk mengurangi kebocoran-kebocoran dalam investasi dan biaya investasi dan kemudian akan melibatkan CSR, BUMD dan juga partnership antara private dan pemerintah,” kata Sihar.
Menurutnya, daerah di Kepulauan Nias membutuhkan anggaran lebih. Sebab, indeks pembangunan manusia (IPM) di Kepulauan Nias rendah.
(BACA: Duh, Edy Tak Tahu Apa Artinya Stunting: Maaf Saya Gak Bisa Menjawabnya)
“Dengan demikian, pengalokasian dana akan kita berikan kepada daerah yang sangat membutuhkannya. Contohnya Nias. Karena mereka memang mempunyai IPM yang rendah, kemudian genio ratio yang lebih rendah,” terang Sihar.
Djarot menambahkan, demi pemerataan pembangunan, Pemprov Sumut harus juga mengintegrasikan program dengan pemerintah pusat. Politikus PDIP itu menilai Kepulauan Nias memerlukan peningkatan dari aspek infrastruktur.
“Selain itu, kita akan mengintegrasikan program-program dari pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat. Pusat-pusat pertumbuhan baru akan kita dorong ke bagian barat dan Kepulauan Nias. Nias harus mendapatkan perhatian khusus terutama dari sisi infrastruktur dan optimalisasi di Pulau Nias. Dengan cara seperti itu maka akan terjadi pemerataan pembangunan di seluruh Sumut,” papar dia.
Namun, menurut Edy Rahmayadi, sebelum menambah anggaran perlu juga memetakan letak ketimpangan. Apakah itu dari aspek ekonomi atau infrastruktur.
“Memang mudah diucapkan, tapi sulit dilaksanakan. Yang pada akhirnya kita dapat merasakan rasio tentang ketimpangan ini. Apa sih barat dan timur ini? Itu harus dipastikan dulu, ketimpangan apa harus dipastikan dulu, sehingga kita bisa atur ini semua,” ucap Edy.
“Ketimpangan ini yang saya katakan tadi harus pasti. Hanya disebutkan tadi infrastruktur. Infrastruktur ini ada fisik dan non fisik, sehingga penggunaan APBD yang begitu kecil saat ini jelas untuk pemerataan ini,” imbuh dia.
Djarot pun menjabarkan ketimpangan yang terjadi di Sumut, yakni ketimpangan dari aspek ekonomi. Kata dia, selain Nias, IPM di Tapanuli Selatan dan Tengah juga rendah.
“Ketimpangan itu bukan hanya ketimpangan masalah infrastruktur, tapi ketimpangan dari sisi akses ekonomi dan pendapatan. Kalau kita lihat data, maka IPM yang paling rendah itu ada di Nias, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Maka, dia harus mendapatkan alokasi yang lebih besar,” jawab Djarot.