MEDAN, BENTENGTIMES.com – H Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan akar korupsi yang menjerat para kepala daerah itu bermula ketika dia mencalon memberikan uang kepada masyarakat untuk memilihnya.
Oleh sebab itu, calon Gubernur Sumatera Utara Nomor Urut 2 ini menegaskan tidak akan membagi-bagikan uang pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018.
“Makanya, saya mohon maaf ke bapak-bapak maupun ibu-ibu. Saya ada beberapa kali tiap blusukan ke pasar, mereka Tanya: Pak, mana salam tempelnya? Maaf, saya tidak mau layani,” ujar H Djarot Saiful Hidayat, saat menghadiri deklarasi relawan-relawan pendukung pasangan DJOSS di Jalan Sempurna, Kelurahan Teladan, Kecamatan Medan Kota, Medan, Selasa (17/4/2018).
Masih kata Djarot, apalah arti uang Rp100 ribu atau Rp200 ribu yang dalam sekejap akan sirna. Lalu, apa yang Djarot-Sihar kembalikan kelak saat terpilih nanti menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara? Djarot mengatakan apa yang saudara berikan pada tanggal 27 Juni 2018, akan dikembalikan dalam bentuk yang lebih besar.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebutkan, setiap bulan akan diberikan beasiswa ke SMA dan SMK. Dan, uangnya ditransfer langsung ke rekening masing-masing pelajar, dalam bentuk Kartu Sumut Pintar.
Termasuk ketika sakit, seluruh biaya perobatan masyarakat tidak mampu, akan ditanggung pemerintah melalui Kartu Sumut Sehat.
Kemudian ada Kartu Sumut Sejahtera, untuk pedagang mendapatkan bantuan permodalan, membantu petani mengembangkan pertaniannya, membantu nelayan agar mendapatkan alat tangkap ikan ramah lingkungan, dan membantu buruh yang ingin mendapatkan fasilitas pinjaman modal bergulir.
“Apakah dananya cukup? Tentu cukup, asal tidak dikorupsi,” ujar Djarot.
Dalam kesempatan itu, Djarot kembali mengajak pendukungnya membangun toleransi di antara sesama saudara sebangsa setanah air Indonesia.
“Betul saya hijrah dari DKI Jakarta. Saya warga negara Indonesia, hijrah saya berjihad melawan korupsi, narkoba, kemiskinan, kebodohan di Sumatera Utara,” tegas calon Gubernur Sumatera Utara yang berpasangan dengan calon Wakil Gubernur Sihar Sitorus ini.
Lanjut Djarot, inilah saatnya Sumatera Utara berubah. Biarkan kebebasan ada di tangan warga untuk menentukan siapa pemimpin yang tepat memimpin Sumatera Utara.
“Kalau bapak ibu menilai Djarot-Sihar layak memimpin Sumut, alhamdulillah,” tandasnya.
“Saya kembalikan ke nurani bapak-ibu sekalian, timbang yang bagus siapa pemimpin yang layak. Tanggal 27 Juni 2018, perubahan Sumut ada di tangan saudara-saudara sekalian,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Djarot kembali mengimbau para relawan berjuang dengan niat tulus. “Apapun agamanya, apapun sukunya, dekati mereka! Menangkan hatinya untuk memilih Djarot-Sihar,” pintanya.