Anda Perlu Tahu Biar Jangan Asal Pilih
- BENTENGTIMES.com - Selasa, 6 Feb 2018 - 13:24 WIB
- dibaca 2.131 kali
Saat hijrah ke Kota Medan tahun 1987, diterima menjadi mahasiswa di IAIN Sumut, dia hidup mandiri. Demi kuliah dan mempertahankan hidup, dia rela mengerjakan apa saja. Sempat ikut menjadi pengangkut sampah di Dinas Kebersihan Kota Medan, bahkan pernah menjadi supir serap taksi. Dia juga aktif sebagai aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dia mengaku bangga menjadi kader PMII dan hingga kini tetap berkifrah sebagai aktivis di Ikatan Keluarga Alumni PMII (IKA-PMII).
Karena keseriusannya sebagai pengangkut sampah di sejumlah ruas jalan di Kota Medan, Ance Selian pun tercatat sebagai tenaga honorer hingga akhirnya diangkat menjadi PNS Pemko Medan. Namun akhirnya sekitar tahun 2012 dia tinggalkan karena memilih sebagai wiraswasta.
Dia tahu gaji PNS saat itu sangat lah kecil, sedangkan keluarga yang harus dia bantu sangat banyak. Jadi perlu biaya yang banyak juga. Maka, dia memutuskan meningggalkan PNS dan menjadi wiraswasta.
Walau telah menjadi pengusaha dan politisi, dia masih tetap peduli urusan Santri. Maka dia pun pernah dinobatkan menjadi tokoh peduli Santri di Sumut dan tokoh peduli kitab Kuning. Kesehariannya, dia tetap dekat dengan pesantren dan ulama.
Sebagai orang pergerakan, dia menjadi aset berharga bagi Nadhatul Ulama (NU) Sumut, yang dalam berbagai kegiatan dia selalu ikut aktif. Bahkan ketika NU membentuk PKB, Ance Selian pun diamanahkan ummat untuk ikut mengurusi rumah besar kaum Nahdliyin itu.
Ance Selian terpilih pertama kali pada Muswil IV menjadi Ketua DPW PKB Sumut untuk priode kepengurusan 2012-2016. Kemudian pengangkatan kembali untuk priode 2016-2021. Periode ini tidak berdasarkan hasil Muswil, tapi berdasarkan pengangkatan dan penetapan DPP PKB, atas penilaian dan keseriusan kinerja periode berjalan.