Anda Perlu Tahu Biar Jangan Asal Pilih
- BENTENGTIMES.com - Selasa, 6 Feb 2018 - 13:24 WIB
- dibaca 2.131 kali
Tamat SMP pada tahun 1984, JR Saragih memutuskan merantau ke Jakarta dan melanjutkan SMA di sana. Di Jakarta, dia masih kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia bekerja sebagai buruh galian pasir milik Puskopad (Pusat Koperasi Angkatan Darat) yang menjadi titik awalnya berkarir di militer. Banyak petinggi TNI AD yang simpatik atas kegigihannya tetap bersekolah dengan menjalani berbagai pekerjaan kasar.
Di Puskopad, JR terpilih sebagai atlet menembak dan prestasi inilah yang memuluskan karirnya untuk terjun dan berkiprah di dunia militer. Tekad semakin bulat, disertai keyakinan, lulus dari SMA, JR Saragih memutuskan mencoba peruntungan dengan mengikuti tes Akademi Militer. Buah kerja kerasnya tidak sia-sia. Ia diterima sebagai taruna di kampus Akademi Militer (Akmil) di lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah yang dibiayai oleh negara.
JR Saragih menempuh pendidikan di Akmil Magelang dan menamatkan pendidikan militernya pada tahun1990-an. Ia juga memperoleh beasiswa di Akademi Beasiswa dari Akmil.
Dari pendidikan militer di kawasan Lembah Tidar (Kampus AMN), JR Saragih berhasil membawa pulang pangkat Letnan Dua TNI AD. Berikutnya, ia masuk pendidikan lanjutan ke kampus. Selepas pendidikan selesai, JR Saragih langsung bertugas di lingkungan Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD). Ia ditugaskan sebagai Dansubdenpom/Purwakarta, Jawa Barat.
Karirnya kian cemerlang dengan dipercaya sebagai Dandenpom juga menjadi salah seorang personel elite Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Pada tahun 2000, JR ditugaskan sebagai Komandan Sub Detasemen Polisi Militer (Dansubdenpom) di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (Jabar). Di sana, JR memulai usaha klinik kesehatan. Usaha ini pun terus berkembang dan akhirnya berdirilah Rumah Sakit Efarina (Etaham) di Purwakarta.