Benteng Times

Gihon Efrata Purba, Balita yang Berjuang Melawan Penyakit Hidrancefalic

MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Karo mengunjungi Gihon Efrata Purba yang menderita hidrancefalic.

KARO, BENTENGTIMES.com – Pada usia yang baru 4,5 tahun, Gihon Efrata Purba sudah dihadapkan pada penyakit yang sangat berat, yaitu hidrancefalic. Walau dengan kondisi ekonomi keluarga yang jauh dari cukup, namun ibunya tetap berjuang untuk kesembuhan Gihon.

Baca: Pemuda Pancasila Karo Kunjungi Adriyan si Pejuang Hydrocephalus

Baca: Sedih, Setiap Hari Memulung di Kabanjahe Sambil Gendong Anak Balita

Diketahui bahwa hidrancefalic adalah penyakit dimana ada penumpukan cairan yang menekan jaringan otak, mirip seperti hydrocephalus. Namun hydrocephalus, cairannya menekan otak.

Hal tersebut diketahui dari keterangan yang disampaikan Isda, ibunda Gihon, saat dikunjungi MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Karo di sela-sela perayaan pesta tahunan (kerja tahun), Sabtu (27/3/2021) di Desa Singa, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo.

“Gihon adalah seorang pejuang yang harus melawan penyakitnya. Dikatakan dokter Hidrancefalic. Ini beda dengan hydrocephalus, Bang. Kalau hydrocephalus itu cairannya menekan otak, bila hidrancefalic, cairan menekan jaringan otak. Jadi si Gihon ini beresiko kalau dioperasi,” jelas Isda.

Isda mengisahkan, bertubi-tubi penderitaan yang ia alami. Dikatakan, dirinya adalah seorang yatim piatu dan kembali mendapatkan cobaan, dimana ia harus berjuang menyembuhkan anaknya yang menderita hidrancefalic.

“Saya pernah merasa Tuhan tidak adil. Di kala itu saya ini cepat yatim piatu, harus berjuang hidup. Dan, mengapa saya yang harus mengalami ini? Mengapa bukan yang lain? Mengapa anak saya yang harus begini? Tapi ini cepat saya sadari, semuanya ada hikmah di balik ini,” ujar Isda sambil menitikkan air mata.

Baca: Mengharukan, Jemaat HKBP dan Relawan Djoss Oke Bawa Bayi Penderita Hydrocephalus ke RS di Medan

Baca: 2 Anak Medan Ini Bikin Bangga, Pemulung dan Pekerja Pabrik Jadi Pembicara di Swedia

Dia mengatakan bahwa sekarang Gihon tidak dibawa lagi ke rumah sakit, cukup dengan obat yang dirasa itu baik untuk Gihon. “Dia itu berjuang dengan waktu. Medis sudah mengatakan kalau Gihon terlalu beresiko untuk operasi,” ujar Isda.

Exit mobile version