SIMALUNGUN, BENTENGTIMES.com – Menko Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah dalam hal ini Basarnas, KNKT, Marinir, TNI-Polri, pemda Simalungun dan Samosir sudah bekerja maksimal. Namun karena keterbatasan teknologi, pencarian korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun harus dihentikan.
Dari pengalaman pemerintah evakuasi pernah dilakukan terhadap badan pesawat Air Asia di kedalaman 50 meter. Sementara posisi korban kapal tenggelam diperkirakan di kedalaman 450 meter.
(BACA: Ratna Sarumpaet ‘Disemprot’ Masyarakat Danau Toba karena Ribut saat Luhut Pimpin Rapat)
“Ya harus sadar juga kemampuan teknologi kita. Dan pihak keluarga korban juga sudah menerima, mereka sudah ihklas. Kita turut bersedih atas kejadian ini. Kita juga telah membawakan doa. Apa mau di kata kalau ini adalah kehendak Tuhan,” ujar Menko Luhut Binsar Panjaitan di atas KMP Sumut 2 saat menggelar pertemuan dengan keluarga korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun di Posko Basarnas Dermaga Tigaras, Senin (2/7/2018).
Langkah berikutnya, kata Luhut, kepada para anak-anak korban harus diperhatikan masa depannya. Sebentuk keprihatinannya, putra kelahiran Toba Samosir ini menyampaikan kesiapannya untuk menanggung seluruh biaya sekolah anak-anak korban.
(BACA: Bupati Minta Keluarga Ikhlaskan Korban di Danau Toba, Ini Pertimbangannya…)
“Dekat dari sini ada DEL, nanti mereka kita sekolahkan di sana. Saya minta pemerintah setempat mendatanya. Saya sudah umur 71 tahun, ini janji saya,” ucap Luhut Binsar Panjaitan, pendiri Yayasan Pendidikan DEL di Toba Samosir.
Bupati Simalungun JR Saragih dan Bupati Samosir Rapidin Simbolon menyambut baik tawaran dari Menko Luhut tersebut.
“Pak Sekda (Sekda Simalungun Gidion Purba, red), tolong langsung didata nama-nama anak korban supaya segera didaftarkan,” ujar JR merespon tawaran Menko Luhut.