MEDAN, BENTENGTIMES.com – Sorak sorai ribuan masyarakat menyambut tatkala mantan Gubernur Sumut HT Erry Nuradi menyampaikan pantunnya: “Ambil sebatang kayu, sebatang kayu di pinggir rowo. Saya memang orang Melayu, tetapi wes tresno budoyo Jowo.”
Pantun itu sekaligus sebagai clossing statement Erry Nuradi pada Acara Halal Bihalal dan Pementasan Wayang Kulit se-Kabupaten Serdang Bedagai di Lapangan Bola Kaki, Dusun Delima Melati II, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai, Minggu (24/6/2018) dini hari.
Mantan Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi mengungkapkan, sepanjang pengalamannya mengelola daerah, menurutnya Komando Distrik Militer (Dandim) berbeda dengan bupati serta walikota.
Menurut Ketua DPW Partai Nasdem itu, bupati serta walikota tidak bisa diperintah semaunya oleh gubernur.
“Sedangkan dandim, bisa diperintah bahkan dipecat oleh pangdam,” ujar Erry Nuradi.
Pada acara pementasan wayang kulit yang dibawakan Dalang Sunardi Sumarsono, itu Erry juga menyampaikan harapannya agar gubernur terpilih nanti dapat mengayomi masyarakat, tegas serta bijaksana.
“Saya berharap Gubernur yang terpilih nanti adalah pribadi yang santun dan dapat membina hubungan baik dengan bupati serta walikota serta bagus track recordnya,” katanya.
Ia mencontohkan seperti hubungannya dengan Bupati Serdang Bedagai Ir Soekirman.
“Saya Gubernur pak Kirman, bupati. Ketika saya bupati, pak Kirman, wakil bupati. Begitu pun saya sangat menghargai pak Kirman,” kata adik dari Mantan Gubsu Rizal Nurdin.
Tak lupa, Erry berharap ke depan masyarakat Sumut yang ia sebut negeri berbilang kaum dapat damai tanpa perpecahan.
Erry menutup statementnya dengan pantun: “Ambil sebatang kayu, sebatang kayu di pinggir rowo. Saya memang orang Melayu, tetapi wes tresno budoyo Jowo.
Pada acara itu, turut hadir Cagubsu H Djarot Saiful Hidayat dan Bupati Serdang Bedagai Ir Soekirman.
