SIMALUNGUN, BENTENGTIMES.com – Tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba begitu menyita perhatian masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Peristiwa ini diharapkan jadi pembelajaran untuk melakukan pembenahan di segala spek demi mewujudkan wisata yang nyaman di danau terbesar di Asia Tenggara itu.
Seperti komentar yang diungkapkan Jhonson Hutajulu, salah satu perantau asal kawasan Danau Toba. Dia menyampaikan bahwa hampir di segala aspek penyajian fasilitas wisata di Danau Toba sangat buruk.
Yang pertama, dia menyoroti soal kapal kayu yang kualitasnya sangat buruk. Dikatakan, perlu ada standaraisasi kapal yang layak berlabuh dan mengangkut penumpang, tidak seperti saat ini yang kebanyakan kapal sangat tidak layak.
(BACA: Ini Daftar Lengkap Korban Selamat, Tewas dan yang Hilang di Danau Toba)
“Apalagi saat ini hari besar, saat dimana terjadi lonjakan penumpang. Penumpang yang banyak diangkut oleh kapal yang tidak layak,” ujarnya.
Selain itu, dia juga mengharapkan adanya pos SAR di berbagai lokasi keramaian di kawasan Danau Toba. Misalnya, di Tigaras, seharusnya ada tim SAR yang lalu lalang di danau menggunakan speedboat untuk memantau keamanan pengunjung, terutama di hari besar.
(BACA: Djarot: Kebut Jalan Lingkar, Audit Kapal Pengangkutan)
Ke depan, masih kata Jhonson, pihak pengusaha kapal harus memberlakukan system pembelian tiket resmi agar diketahui berapa penumpang yang diangkut oleh kapal, dan kemudian setiap penumpang diberikan pelampung saat akan masuk ke kapal.
“Tidak seperti sekarang pelampung itu jadi seperti hiasan dipajang di kapal. Seharusnya, begitu masuk, setiap penumpang sudah harus disediakan satu pelampung. Ini adalah tamparan keras untuk dunia pariwisata Danau Toba yang sedang menuju kelas dunia. Semua harus berbenah, semua harus dibenahi, melibatkan seluruh unsur, baik itu masyarakat sekitar, pengunjung, pengusaha wisata, pihak keamanan dan pemerintah,” ujar Jhonson Hutajulu.