SAMOSIR, BENTENGTIMES.com – Ada banyak korban yang berhasil selamat pada peristiwa memilukan di perairan Danau Toba, Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.30 WIB. Namun, tak sedikit pula yang hilang dan hingga saat ini belum ditemukan.
Di balik peristiwa tersebut, terselip sebuah kisah salah seorang korban yang berhasil selamat berkat bantuan helm. Dia adalah Juwita Sumbayak.
Sembari mendapatkan perawatan dari pihak medis, dia menceritakan awal terjadinya peristiwa itu sembari menangis dan sesekali memanggil-manggil nama anaknya dan belasan keluarganya yang turut dalam rombongan.
Dengan dibalut selimut, Juwita bercerita bahwa saat itu kapal memang sudah over kapasitas. Dia memperkirakan, saat itu ada sekitar 200 penumpang yang ikut dalam perjalanan.
Dan, saat angin kencang menghempas, kapal seketika oleng ke sebelah kanan, ditambah guncangan ombak hingga menyebabkan kapal kapal terbalik.
Saat itu, Juwita berusaha menyelamatkan diri dengan memeluk helm agar dapat mengapung. “Ngeri loh, ngeri. Aku sebenarnya sudah pasrah. Saya selamat karena kupegang helm. Aku pun udah gak mau lagi selamat. Udah pasrah mau mati saja,” ujarnya.
Juwita mengungkapkan, saat itu seluruh penumpang berhamburan menceburkan diri ke danau. Bahkan, sambil menangis Juwita menceritakan melihat gelimpangan mayat terombang-ambing.
“Ketika saya terombang-ambing ada kapal feri yang datang. Mereka memberikan tali untuk saya. Makanya aku selamat,” ujarnya.
Juwita mengatakan bahwa ada 18 orang keluarganya yang masih belum ditemukan. “Anakku, suamiku, masih di sana. Mereka gak bisa berenang,” ujarnya.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi mengatakan bahwa Basarnas akan memimpin pencarian pada 7 hari pertama dan 3 hari tambahan jika diperlukan. Dibantu oleh Polda Sumut, Polair, Sabhara, Brimob dan Tim DVI, Korem, BPBD dan BMKG. Serta Pemda Samosir dan Simalungun, juga akan ikut membantu mengerahkan pencarian korban yang hilang,” sambungnya.
Budi menuturkan pencarian efektif dilakukan selama 7 hari pertama dan diharapkan bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga dan kemungkinan penumpang di KM Sinar Bangun, dimohon untuk segera melapor ke Posko di Samosir dan Tigaras.
Dan, untuk meminimalisir dibentuk 5 tim untuk mempercepat proses evakuasi korban KM Sinar Bangun, dibentuk tim pendaftaran korban, yang bertanggungjawab dari Polres Simalungun dan Polres Samosir, termasuk penanganan 19 korban yang sudah ditemukan serta mencari tahu manifest penumpang yang ada di Kapal KM Sinar Bangun yang belum ditemukan.