PEKANBARU, BENTENGTIMES.com – Sudah hampir tiga bulan berlalu sejak seekor harimau sumatera yang kemudian diberi nama harimau Bonita menerkam warga untuk pertama kalinya pada 3 Januari 2018.
Pada hari itu, harimau Bonita menerkam Jumiati hingga tewas di wilayah Kampung Danau, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
Lalu, pada 10 Maret 2018, dia kembali menerkam seorang warga. Yusri Effendi namanya. Dia diserang saat bekerja membangun sarang burung walet.
Hingga saat ini, Bonita belum juga tertangkap. Belum tertangkapnya Bonita bukan karena tak ada upaya sama sekali. Tembak bius sudah dilakukan berulang kali, posko penyelamatan sudah dibangun, kadar obat bius sudah ditambah, dan 12 perangkap sudah dipasang.
(BACA: Mencekam! Harimau yang Mangsa 2 Warga Menghilang Usai Ditembak Bius)
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengatakan, tim mengalami kesulitan menangkap karena perilaku unik dan misterius dari harimau yang diperkirakan berusia 4-6 tahun itu.
Setelah harimau Bonita menerkam Yusri, misalnya, saat itu warga mendesak petugas menembak Bonita dengan senjata berpeluru bius. Namun, keanehan terjadi. Saat petugas melakukan penembakan, pelatuk senjata sudah ditekan, tetapi peluru malah tidak keluar.
“Kami enggak tahu jugalah kenapa peluru tidak bisa keluar saat akan menembak bius Bonita,” ujar Suharyono.
Sebelum harimau Bonita menyerang Yusri, lanjut dia, timnya juga berpapasan dengan harimau itu. Petugas yang memegang senjata sudah siap menembak. Namun, saat si petugas mencoba melepaskan tembakan, amunisi hanya terlontar sekitar 4 meter dari petugas.
“Jadi, sudah dua kali kejadian mistis yang dirasakan tim di lapangan,” kata Suharyono.
Pada hari lain, harimau Bonita kembali membuat heran. Setelah ditembak obat bius, Bonita kembali berdiri setelah tumbang lebih kurang tiga jam.
Tim menyimpulkan, obat bius tidak bereaksi secara maksimal. Oleh karena itu, pihak BBKSDA Riau menambah kadar obat bius yang akan ditembakkan.
“Obat bius sudah kami kirim hari ini ke Estate Eboni Kecamatan Pelangiran,” ujar Suharyono, Minggu (18/3/2018).
Suharyono juga menuturkan bahwa harimau Bonita memiliki perilaku yang tidak biasa, tidak seperti harimau-harimau pada umumnya.
Perilaku harimau yang alami, lanjut dia, biasanya mencari mangsa hanya pada malam hari, tetapi tidak dengan Bonita. Selain itu, harimau Bonita malah suka mendekati manusia.
“Setelah kejadian Bonita menerkam Iyus (Yusri Effendi), tim melihat Bonita di sekitar warga yang sedang mengevakuasi korban,” ujar Suharyono.
Warga Kampung Danau juga mengaku melihat harimau Bonita seperti sedang mandi sebelum menerkam Yusri. “Kata warga, Bonita menarik ember yang berisi air lalu terlihat seperti mandi gitu,” katanya.
Sejak menerkam Yusri pada 10 Maret, harimau Bonita dinilai makin sering muncul di hadapan warga dan tim penyelamat. Bonita sempat naik ke tangga rumah warga tempat korban dievakuasi. Namun, saat akan ditembak dengan bius, Bonita langsung kabur mencari tempat berlindung.
Tidak hanya perilakunya yang unik dan misterius, Suharyono mengatakan, ada pula keunikan pada fisik harimau Bonita. Di kaki sebelah kanannya ada semacam pola lingkaran. “Selama ini enggak ada (pola) lingkaran di kaki harimau,” kata Suharyono.