PADANG LAWAS, BENTENGTIMES.com – Calon Gubernur Sumatera Utara H Djarot Syaiful Hidayat berkunjung Desa Trans PIR Sosa Unit VI, Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Palas, Rabu (7/3) sore.
Tiba di desa paling ujung Sumatera Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau ini, Djarot disambut tari tradisional kuda kepang, juga lagu shalawat dari ibu-ibu perwiradan Nurhasanah, Desa Trans PIR Sosa Unit VI.
H Djarot Syaiful Hidayat dalam sambutannya menyampaikan terima kasih karena diberi keberkahan hingga bisa bersilaturahmi dan bertatap muka dengan masyarakat di sana.
Djarot juga mengaku tertegun, ketika dirinya dicegat masyarakat waktu memasuki gerbang masuk PIR Trans VI. “Tolong, Pak, jalannya dibangun,” ujar warga pada Djarot saat itu.
Djarot mengatakan bahwa persoalan jalan rusak selesai dalam lima tahun. Sekarang, bagaimana caranya?
“Insya Allah. Apabila APBD itu dikelola dengan baik, tidak korupsi, perbaikan jalan pasti terealisasi dengan kualitas baik. Pemborongnya diawasi, jangan dikorupsi,” ujar Djarot.
Oleh sebab itu, tidak boleh ada pungutan liar, rekanan tidak boleh dibebankan kewajiban agar dalam pelaksanaan pembangunan tidak dikorupsi.
“Sekarang saatnya Sumatera Utara berubah. Perubahan itu ada di tangan masyarakat Sumatera Utara. Saya sampaikan, Rabu 27 Juni 2018, kita harus menyukseskan pilgubsu. Dananya besar. Gunakan hak pilih. Sosialisasinya gampang. 1 datang, 2 cucuk, 3 pulang,” ujarnya.
Dia berjanji dalam lima tahun infrastruktur jalan provinsi selesai dengan sebaik-baiknya. Mengenai perbaikan jalan di sekitar perkebunan kelapa sawit, dia mengatakan akan mengkoordinasikannya ke pihak perusahaan dengan harapan dana CSR perusahaan dialokasikan untuk perawatan jalan. Sebab, perbaikan jalan juga menjadi tanggung jawab perusahaan.
Ia mengungkapkan, ketika pemprovsu DKI membangun Ruang Terbuka Hijau di eks lokalisasi Kalijodo, itu dananya yang membangun Sinar Mas. Kemudian pembangunan kamar mandi standar hotel bintang lima dan air mancur di Tugu Monas, itu dana pembangunannya dari PT Cocacola.
Tapi karena Tugu Monas adalah cagar budaya, pihak perusahaan tidak bisa memampangkan nama produk. Berbeda dengan Ruang Terbuka Hijau di eks Lokalisasi Kalijodo, Sinar Mas bisa memampangkan logo perusahaannya.
“Pertanyaan, kenapa perusahaan mau? Mereka beralasan karena selama kepemimpinannya di DKI sama sekali tidak ada kutipan. Tentu akan berbeda ketika pemerintah membebani perusahaan dengan meminta uang dan lain sebagainya, maka perusahaan akan sulit memberikan kontribusinya,” ujar sosok pria sarat prestasi ini.
Sementara, Sofyan Hasibuan, Ketua Tim Silaturahmi, menyebutkan bahwa Huta Raja Tinggi adalah pemukiman penduduk paling padat di Kabupaten Palas. Sofyan menyebutkan bahwa PIR Trans dari I sampai VI dan Sungai Koran dihuni masyarakat multi etnis. Ada Angkola, Jawa dan lain sebagainya.
Ia berharap kelak ketika H Djarot Syaiful Hidayat duduk sebagai Gubernur Sumatera Utara, agar memperhatikan kondisi infrastruktur jalan.