JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Presiden Republik Indonesia (RI) yang baru, Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan nama kabinet di bawah pemerintahannya bersama Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka. Yakni, Kabinet Merah Putih.
Kabinet Prabowo-Gibran ini diisi 48 menteri, 5 kepala badan, dan 56 orang mengisi posisi wakil menteri.
Dari jumlah itu, ada 4 orang merupakan putra Sumatera Utara (Sumut). Mereka adalah Maruarar Sirait menjabat Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Kemudian, Otto Hasibuan menjabat Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Lalu, Muhammad Syafii atau yang akrab disapa Romo, menjabat Wakil Menteri Agama, dan Todotua Pasaribu, Wakil Menteri Investasi Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM.
Dilansir dari Liputan6.com, berikut Ini Profil Masing-Masing 4 Putra Sumut:
Maruarar Sirait atau akrab disapa Ara, adalah salah satu tokoh politik Indonesia yang dikenal dengan dedikasinya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Meski telah mengundurkan diri dari PDIP, perjalanan panjang Ara di dunia politik telah mewarnai dinamika perpolitikan tanah air.
Keputusan Maruarar mundur dari PDIP mengejutkan banyak pihak, mengingat kontribusinya besar bagi partai berlambang banteng itu. Dia menyatakan pengunduran dirinya adalah langkah untuk mengikuti jejak Joko Widodo (Jokowi), meski alasan lebih rinci terkait hal ini belum dijelaskan secara terbuka.
Dengan hubungan baik yang telah terjalin antara Jokowi dan Prabowo, dan kemungkinan besar Prabowo akan meneruskan beberapa program Jokowi, maka keterlibatan Ara dalam pemerintahan Prabowo bisa jadi jembatan antara kedua kubu politik ini.
Prabowo mempercayai Maruarar Sirait untuk menjabat Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabinet Merah Putih.
Maruarar Sirait lahir di Kota Medan, pada 23 Desember 1969. Dia terlahir dari keluarga politisi.
Ayahnya, Sabam Sirait merupakan politikus senior PDI Perjuangan dan mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Sejak kecil, Ara telah terbiasa dengan lingkungan politik, sehingga tidak mengherankan jika kemudian dia mengikuti jejak sang ayah di dunia politik.
Maruarar Sirait pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI di Komisi XI untuk periode 2004-2009, serta menjadi Ketua Bidang Pemuda, Mahasiswa, dan Olahraga di DPP PDIP pada masa jabatan 2005-2010.
Pendidikan Ara ditempuh di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Parahyangan, Bandung, era 1990-an. Di kampus inilah Ara mulai menunjukkan ketertarikannya pada politik dengan aktif bergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Pengalaman di organisasi ini memberikannya banyak wawasan tentang negosiasi, diskusi, serta dinamika politik. Selain itu, Ara juga aktif di Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Parahyangan, yang kemudian semakin memperkuat minatnya terjun ke politik.
Ara memulai karier politiknya di PDIP pada tahun 1999. Pada Pemilu 2004, dia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dan berhasil terpilih.
Dia ditempatkan di Komisi XI yang membidangi Keuangan, Perencanaan Pembangunan, dan Perbankan. Ara sukses mempertahankan kursinya di komisi yang sama pada Pemilu 2009 dan 2014.
Baca: Irjen Daniel Silitonga, Kapolda Papua Barat yang Baru, Ternyata Ketua Alumni SMA Budi Mulia Siantar
Baca: Miris, Milenial dan Gen Z di Indonesia Terjerat Pusaran Utang Pinjol, Hampir 70 Persen Macet
Selain kiprahnya di legislatif, Ara juga memiliki peran penting dalam mendukung kampanye Jokowi pada Pilpres 2014. Namanya bahkan sempat disebut-sebut sebagai calon menteri dalam kabinet Jokowi.
Otto Hasibuan lahir pada 5 Mei 1955 di Kota Pematangsiantar, Sumut. Otto adalah sosok yang dikenal luas di Indonesia sebagai pengacara andal dan pengusaha sukses. Saat ini, Otto menjabat Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI).
Selama berkarier di dunia advokat, Otto telah menangani berbagai kasus besar yang menarik perhatian publik. Salah satu kasus yang paling terkenal adalah pembelaan Jessica Kumala Wongso dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, serta pengacara Setya Novanto dalam kasus korupsi e-KTP.
Keberhasilan Otto Hasibuan di dunia hukum dan bisnis, menjadikannya salah satu tokoh terkemuka di Indonesia. Otto menempuh pendidikan hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
Setelah menyelesaikan studi di Indonesia, Otto melanjutkan pendidikan di Universitas Teknologi Sydney, Australia, untuk meraih gelar master dalam bidang perbandingan hukum.
Tak puas dengan pencapaian itu, Otto kemudian meraih gelar doktor filsafat dari UGM, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai pakar hukum di tanah air.
Karir Otto di dunia hukum dimulai dengan bergabungnya ke PERADI. Otto aktif terlibat dalam organisasi advokat, dan berkat dedikasinya, diangkat menjadi komisaris dan sekretaris.
Pada 1986, Otto menjabat sebagai wakil sekretaris di Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) dan dipercaya sebagai ketua cabang Jakarta Barat. Dengan pengalaman dan reputasi yang terus berkembang, Otto mendirikan firma hukum sendiri, Otto Hasibuan & Associates.
Selain karier sebagai pengacara, Otto juga dikenal sebagai akademisi. Dia mengajar di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, termasuk Universitas Pelita Harapan, UGM, dan Universitas Jayabaya.
Pada Oktober 2014, Otto Hasibuan dianugerahi gelar profesor kehormatan, sebuah pencapaian yang menunjukkan komitmennya dalam dunia pendidikan dan pengembangan ilmu hukum di Indonesia.
Otto tidak hanya mengajar, tetapi juga aktif meneliti dan menulis, memberikan sumbangsih yang berharga bagi perkembangan ilmu hukum di Indonesia. Otto juga merupakan seorang pengusaha, memiliki bisnis golf yang bernama Ottolima, di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan.
Baca: Irjen Martuani Serahkan Tongkat Kepemimpinan Polda Sumut ke Irjen Panca
Baca: Selamat, Pithra Jaya Saragih Pimpin Kalapas I Medan
Kini, Otto Hasibuan ditunjuk Presiden Prabowo Subianto untuk ikut mewarnai Kabinet Merah Putih, menjabat Wakil Menteri Kordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Muhammad Syafi’i atau akrab disapa Romo, lahir di Kota Medan, Sumut, pada 21 Oktober 1959. Romo diketahui meniti karier dalam dunia politik bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Bersama PPP, Romo berhasil duduk menjadi Anggota DPRD Kota Medan periode 1997-1999.
Bahkan, Romo tercatat sebagai Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PPP Kecamatan Medan Timur, dan Medan Perjuangan periode 1985-1995. Dia juga pernah menjabat Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kota Medan periode 1995-2000.
Romo memutuskan pindah menjadi kader Partai Bintang Reformasi (PBR). Dia menduduki posisi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PBR periode 2002-2006. Di bawah bendera PBR, Romo berhasil lolos menjadi Anggota DPRD Provinsi Sumut periode 2004-2009.
Kemudian, Romo pindah ke Partai Gerindra. Setelah bergabung dengan Partai Gerindra, Romo langsung menduduki posisi Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra periode 2012-2020.
Saat ini, Romo menduduki Wakil Ketua Majelis Kehormatan DPP Partai Gerindra periode 2020-2025.
Bersama Partai Gerindra, Romo berhasil 2 kali lolos ke Senayan sebagai Anggota DPR RI, yakni periode 2014-2019 dan 2019-2024. Pada periode keduanya sebagai wakil rakyat, Romo ditempatkan di Komisi III yang membawahi bidang hukum.
Romo juga tercatat sebagai Anggota Badan Legislasi (Baleg) dan Anggota Badan Pengkajian MPR RI. Urusan akademik, Romo menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada 1979-1988.
Baca: Daftar Lengkap Mutasi 180 Perwira TNI, 6 Putra Batak, Satu di Antaranya Siantar Man
Baca: Dibangun Sejak 2018, Nilai Investasi Rp6,32 Triliun, Tol Indrapura-Kisaran Diresmikan
Mendapatkan gelar Magister Ilmu Hukum dari Universitas Sumatera Utara pada tahun 2007. Dan, menjadi kandidat Doktor di Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran Jakarta.
Todotua Pasaribu menjadi salah satu tokoh yang melakukan pertemuan penting dengan Presiden terpilih, Prabowo Subianto pekan lalu, untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahannya periode 2025-2029.
Usai pertemuan, Todotua mengaku diminta Prabowo membantu memperbaiki iklim investasi di pemerintahan periode 2024-2029.
“Secara prinsip bapak presiden meminta kami membantu beliau dalam pemerintahan berikutnya. Kemudian pesan yang disampaikan bapak presiden adalah untuk kita bagaimana bisa menciptakan iklim investasi yang baik,” kata Todotua di Jakarta Selatan, dikutip Jumat, 18 Oktober 2024.
Permintaan itu bukan basa-basi. Pada Minggu, 20 Oktober 2024, Todotua ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi. Todotua akan membantu Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani.
Dilansir berbagai sumber, Todotua Pasaribu merupakan lulusan sarjana teknik dari Universitas Trisakti tahun 1998 hingga 2003. Dia menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) untuk pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan Presiden 2024.
Sebelum menjadi Waketum TKN Prabowo-Gibran, dia sempat memimpin sebuah perusahaan holding investasi, sebagai Chief Executive Officer (CEO) Bomba Group hingga Februari 2023.
Todotua juga menjabat sebagai Direktur PT Thopas Artha Nauli sejak tahun 2018 hingga 2023. Adapun tugas lainnya sebagai Direktur PT Chatura Indonesia pada tahun 2012, dan sebelumnya sebagai Operations Manager di PT Jagad Energy.
Prabowo Subianto menetapkan target ambisius untuk pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, dalam periode pemerintahannya.
Menurut Todotua, salah satu kunci utama untuk mencapai target tersebut adalah menciptakan iklim investasi yang lebih baik. Hal ini akan menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Prabowo.
“Pemerintahan berikutnya menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Salah satu cara untuk mencapainya, adalah dengan memperbaiki iklim investasi. Selain itu, bagaimana kita bisa memangkas proses birokrasi yang rumit menjadi lebih sederhana dan efisien,” terang Todotua.
Todotua Pasaribu diamanahkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Menteri Investasi Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM.