Dua Pahlawan Nasional asal Tanah Karo, Gigih Perangi Belanda Hingga Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan
- BENTENGTIMES.com - Rabu, 24 Agu 2022 - 19:49 WIB
- dibaca 110 kali
KARO, BENTENGTIMES.com– Kabupaten Karo adalah satu dari 34 daerah tingkat dua di Provinsi Sumatera Utara. Lokasinya berada di jajaran Bukit Barisan, terletak di ketinggian 200 meter hingga 1.500 meter di atas permukaan laut.
Penduduk asli yang mendiami Kabupaten Karo adalah Suku Karo.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Karo, masyarakat Karo dikenal dengan semangat patriotismenya dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan.
Tidak heran, banyak pejuang dan pahlawan yang berasal dari Tanah Karo. Di antara mereka, ada yang dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Republik Indonesia.
Berikut pahlawan nasional asal Tanah Karo:
Kiras Bangun, Sosok yang Dijuluki Garamata
Sosok pejuang kelahiran Tahun 1852 di Kampung Batu Karang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini, dikenal dengan sikapnya yang tegas dan anti-Belanda. Kiras Bangun menjadi sosok berpengaruh di tanah kelahirannya.
Ia memangku berbagai jabatan penting di kampungnya, seperti penghulu dan ketua adat, serta menjadi juru damai atas berbagai sengketa yang terjadi, baik itu antarkampung, antarmarga, maupun antara orang Karo dan Aceh.
Ketika terjadi Perang Sunggal (1872-1895), antipati Kiras Bangun terhadap Belanda sudah terlihat jelas. Ia mengirim pasukan untuk membantu penduduk Langkat dalam melawan Belanda.
Sejak itu, Belanda mengetahui pengaruh besar Kiras Bangun. Tak heran, ketika Belanda hendak menguasai Tanah Karo untuk meluaskan lahan perkebunan tembakau dan karet, Belanda mendekati Kiras Bangun dengan mengiming-iminginya jabatan, uang, dan senjata.
Tapi, sosok yang dijuluki Garamata (bermata merah) itu tegas menolak hingga kemudian terjadilah perlawanan terhadap Belanda.
Kiras Bangun yang diangkat sebagai pemimpin, menghimpun pasukan serta mengumpulkan senjata untuk mengusir Belanda. Dia menempatkan pasukan di perbukitan yang terletak antara Berastagi dan Sepuluh Dua Kuta.
Namun, satu per satu wilayah berhasil dikuasai Belanda hingga akhirnya membuat Kiras Bangun dan pasukan terdesak dan mundur ke Batu Karang.
Tak berhasil mempertahankan wilayah, Kiras Bangun harus menyaksikan Batu Karang jatuh ke tangan Belanda.
Lalu, Belanda menawarkan perundingan kepada Kiras Bangun. Meski menyadari itu adalah jebakan, ditambah lagi banyaknya rakyat tewas akibat pertempuran, Kiras Bangun terpaksa keluar dari tempat persembunyiannya.
Belanda dengan tipu muslihatnya lalu menangkap dan membuangnya ke Riung.
Baca: Perjuangan Nerus Ginting, Demi Indonesia Diasingkan ke Boven Digul, Papua
Baca: Tahukah Kamu Siapa Perdana Menteri Indonesia Pertama?
Setelah memperoleh kebebasan pada 1909, Kiras Bangun tetap melanjutkan perjuangan melawan Belanda.
Pada 22 Oktober 1942, pejuang dari Tanah Karo ini meninggal dunia di Batu Karang, tempat kelahirannya.
Kiras Bangun dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah pada 7 November 2005.
Djamin Ginting, dari Tentara Sukarela Hingga Jenderal Bintang Tiga