Test PCR, GSI, dan Keterlibatan Luhut
- BENTENGTIMES.com - Senin, 8 Nov 2021 - 18:54 WIB
- dibaca 171 kali
Vaksinasi Tidak Sepenuhnya Bisa Cegah Penularan Kasus
Kedua, sebagai background, pada awal Juli 2021, ketika Pak Luhut diperintahkan untuk menangani peningkatan kasus di Jawa Bali, Pak Luhut meminta kami men-design metode penanganan yang paten.
Saya dan beberapa teman-teman kemudian mengontak Prospera untuk membantu kami membuat leading indicator untuk memonitor perkembangan kasus.
Ada tiga indikator yang kita gabungkan menjadi indeks komposit, yaitu Google Traffic, Facebook Mobility, dan NASA Nightlight Index. Intinya tiga indikator tersebut mencerminkan aktivitas masyarakat.
Kalau aktivitas masyarakat masih tinggi, maka penambahan kasus tidak akan menurun. Hasil pengujian secara statistik, butuh waktu 14-21 hari untuk penambahan kasus bisa menurun sejak indeks komposit turun.
Ketiga, kita harus belajar dari negara-negara lain yang mengalami peningkatan kasus yang luar biasa akibat varian Delta, akibat relaksasi aktivitas dan protokol kesehatan karena merasa tingkat vaksinasi dosis kedua sudah di atas 60 persen.
Baca: Selain AKBP Agus, Ini Deretan Kapolres yang Dirotasi Dalam Rangka Evaluasi Jabatan
Baca: Menko Luhut Siapkan Tempat Riset Herbal Berkelas Dunia di Pollung Humbahas
Contohnya seperti Singapura, Jerman, Inggris dan beberapa negara lain.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Tingkat vaksinasi dosis 2 Indonesia saat ini baru sekitar 36 persen, dan kita sudah melakukan relaksasi aktivitas masyarakat secara luas.
Mengapa kita berani melakukan relaksasi ini? Karena kita imbangi dengan protokol kesehatan yang ketat dan testing serta tracing yang tinggi, serta relaksasi kita lakukan secara gradual sejak Agustus sampai dengan saat ini.
Namun, ketika saat ini kita melihat protokol kesehatan sudah menurun signifikan, tentu saja kami melihat ada peningkatan resiko kenaikan kasus.
Vaksinasi tidak sepenuhnya bisa mencegah penularan kasus. Mudah untuk mengambil kesimpulan ini, karena negara-negara yang saya sebutkan di atas memiliki cakupan dosis 2 di atas 60 persen, dan kasus Covid-19 mereka meningkat signifikan.
Vaksinasi akan mengurangi resiko anda jika terkena Covid-19 harus dirawat di rumah sakit, muncul gejala atau bahkan kematian. Anda masih bisa terkena Covid-19, tidak bergejala, dan masih menularkan ke pihak lain, meskipun sudah di vaksin. Ada banyak riset ilmiah yang mendukung hal tersebut.
Baca: Viral Video Istri Pamer Uang, Kapolres Tebing Tinggi Dicopot
Baca: Wisata ke Samosir Harus Pakai PCR/Rapid Test? Ini Jawabannya…
Kelima, Alasan-alasan tersebut di atas sebenarnya sudah saya dan Jodi berikan ke Tempo, baik dalam bentuk Ms Word maupun Powerpoint, lengkap beserta chart dan riset ilmiah. Namun entah mengapa Tempo tidak menampilkan dalam liputannya.