Test PCR, GSI, dan Keterlibatan Luhut

Share this:
BMG
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.

Pesan Alat PCR dari Roche

Saya kontak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Udayana, dan Universitas Sumatera Utara (USU).

Saya mengirimkan WA kepada mereka dan menjelaskan maksud dan tujuan saya untuk mendonasikan alat PCR ini. Beberapa ada yang merespon dengan cepat, namun beberapa ada yang tidak merespon sama sekali. Mungkin dianggapnya prank kali ya hehehe…

Para dekan tersebut kemudian mengenalkan saya kepada PIC masing-masing. Di sinilah kemudian, saya mengenal dr Anis yang menjadi Wadek FKUI, dr Lia dari Unpad, dr Happy dari Undip, Prof Inge dari Institute of Tropical Disease Unair, dr Lia dari USU (ada dua Lia, satu dari USU, satu lagi dari Unpad), dan Prof Ova dari UGM.

Mereka itulah yang kemudian mengajarkan saya lebih detail mengenai test PCR ini, alat-alat apa saja yang diperlukan, serta rekomendasi merek yang bagus. Berdasarkan diskusi dengan mereka, waktu itu diputuskan bahwa kita akan beli alat PCR dari Roche.

Order untuk alat PCR Roche kita lakukan di akhir Maret 2020. Dalam perjalanannya, saya kemudian bertemu dengan Pak Budi Sadikin, Wamen BUMN pada saat itu.

BacaReses di Tengah Pandemi, Mangapul Purba Bagikan Ratusan Paket Sembako

BacaMengenang Haji Anif Lewat Buku Berjudul ‘Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat’

Beliau rupanya juga diperintahkan Pak Erick untuk mencari alat PCR ini guna rumah sakit-rumah sakit BUMN. Jadi, dibandingkan nanti kita rebutan alat PCR, saya menawarkan ke Pak Budi supaya kita pesan bareng-bareng ke Roche, sehingga ordernya bisa lebih besar dan harapannya tentu saja kita bisa nawar harga yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya >>>

Test PCR Jauh dari Target

Halaman Sebelumnya <<<

Share this: