JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan angka kematian terkait virus corona atau Covid-19 di Indonesia lebih dari 1.000 orang. Angka itu terdiri dari jumlah kasus positif ditambah pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia. Lalu, Bagaimana respons pemerintah atas data itu?
“Dia (IDI) dapat data dari mana? Kalau data dari saya kan jumlah konfirmasi positif, apakah semua orang yang meninggal harus covid? Kalau nggak covid nggak boleh meninggal? Nggak, kalau di saya itu data yang konfirmasi covid saja, kalau data yang bukan covid juga ada datanya, tapi yang saya umumkan cuma data covid,” kata dr Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Minggu (19/4/2020).
Ia mengatakan, kalau semua kematian dijumlahkan ke konfirmasi positif, pasti angkanya tinggi. Maka dari itu, Yuri menegaskan dirinya juga memiliki data kematian untuk pasien dalam pengawasan (PDP) dan juga orang dalam pemantauan (ODP).
Namun, ia mengatakan yang diumumkan setiap hari ke masyarakat terkait data kematian Corona itu adalah pasien yang terkonfirmasi positif saja, tidak digabung dengan PDP dan ODP.
“Ada (data). Yang saya umumkan itu sama dengan apa yang saya laporkan ke WHO,” pungkas Yuri.
Baca: Tiga Dokter Meninggal Dunia, 32 Tenaga Medis Terpapar Corona
Sebelumnya, IDI menyebutkan angka kematian terkait virus corona atau covid-19 di Indonesia mencapai 1.000 orang. Jumlah itu termasuk dengan pasien dalam pengawasan (PDP) corona.
“Dari angka positif covid yang meninggal dan PDP covid yang meninggal di rumah sakit yang merawat atau barangkali ada juga yang di luar di rumah sakit tapi sudah dilaporkan sebagai PDP itu kalau ditotal-total ya memang angkanya di atas angka yang disebutkan,” ujar Halik Malik, Humas PB IDI, pada Sabtu (18/4/2020).
Penting! Testing Diperluas dan Dipercepat
Ketua Umum IDI Daeng M Faqih menjelaskan, data yang didapat IDI adalah data kematian pasien positif Corona dan PDP yang dilaporkan oleh rumah sakit yang menangani pasien corona di Indonesia. Angka itu ditambah dengan PDP yang sudah dikonfirmasi positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan setelah PDP itu meninggal.
Daeng menilai pemeriksaan terkait virus corona di Indonesia relatif kurang cepat. Oleh karena itu, mereka yang berstatus PDP meninggal dunia sebelum hasil pemeriksaan keluar.
“Kurang cepat pemeriksaannya sehingga yang mati dalam status PDP belum keluar hasilnya malah tak sempat diperiksa. Ini pentingnya testing perlu diperluas dan dipercepat prosesnya seperti yang disampaikan Presiden,” kata Daeng.
Baca: Dunia Kedokteran Kembali Berduka, dr Naek L Tobing Meninggal Positif Corona
Agar diketahui, jumlah pasien corona meninggal di Indonesia per 18 April 2020 sebanyak 535 orang. Sementara, untuk pasien corona yang dinyatakan sembuh itu ada 631 orang, jumlah ini meningkat dari sebelumnya.