Reaksi Susi ke Luhut Soal Corona Tak Tahan Cuaca Indonesia
- BENTENGTIMES.com - Senin, 6 Apr 2020 - 20:34 WIB
- dibaca 1.059 kali
JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Susi Pudjiastuti, bekas Menteri Kelautan dan Perikanan menanggapi pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, terkait virus corona atau Covid-19 yang tak kuat terhadap kondisi cuaca di Indonesia yang cenderung tropis.
Reaksi itu, Susi ungkapkan lewat akun media sosial (medsos) Twitter pribadinya, Sabtu 4 April 2020 dengan mengunggah delapan emoji yang menunjukkan ekspresi kebingungan guna merespon artikel berjudul ‘Luhut Sebut Virus Corona Tak Kuat dengan Cuaca Indonesia’.
Tanggapan Susi itu menuai komentar netizen. Salah satunya Jhonni Sinaga. Menurut Jhoni, pernyataan Luhut soal Covid-19 tersebut berdasarkan analisis ilmiah.
“What LBP disclosed seems to bo based on the research,” kata @JhonniSinaga20 sembari melampirkan tautan https://twitter.com/infohumasbmkg/status/1246279250056904704?s=21. hasil riset dari Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal Pandemi terhadap Cuaca dan Iklim, Sabtu 4 April 2020.
Cuitan Susi Pudjiastuti tersebut pun hingga Minggu, 5 April 2020 telah mendapat 16 ribu retweet dan 38 ribu tanda suka.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Covid-19 diperkirakan tidak kuat dengan kondisi cuaca Indonesia.
“Dari hasil modelling, cuaca Indonesia di ekuator yang panas dan humidity tinggi, maka untuk Covid-19 itu enggak kuat,” kata Luhut, dalam konferensi video, Kamis, 2 April 2020.
Meski demikian, Luhut meminta masyarakat Indonesia untuk tetap melakukan pencegahan dengan menerapkan jaga jarak alias physical distancing.
“Kalau jaga jarak tidak dilakukan, ya kondisi itu tidak berarti,” kata Luhut.
Karena itu, dia mengatakan penyebaran virus corona di Tanah Air sangat bergantung kepada kedisiplinan masyarakat.
Baca: Keringanan Kredit dari Jokowi hingga 40 Ton Alkes Bantuan China
Imbauan lain yang digalakkan pemerintah adalah untuk menunda mudik. Kendati demikian, Luhut menyadari masih ada saja warga yang memaksakan untuk mudik. Untuk itu, ia mengingatkan bahwa warga yang mudik dari daerah zona merah berpotensi membawa penyakit ke kampung halaman.
“Hampir pasti bawa penyakit. Dan kalau bawa penyakit, di daerah bisa meninggal, bisa keluargamu. Makanya, kami anjurkan tidak mudik,” pungkas Luhut.
Untuk mencegah masyarakat mudik, pemerintah pun berencana untuk menyalurkan bantuan sosial yang teknisnya akan dikaji oleh Kementerian Sosial bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca: Dunia Kedokteran Kembali Berduka, dr Naek L Tobing Meninggal Positif Corona
Luhut mengatakan, pemerintah tidak mengambil opsi karantina wilayah alias lockdown lantaran berkaca dengan kebijakan di sejumlah negara, seperti India dan Malaysia, yang menimbulkan dampak kepada masyarakat.
“Dari pertimbangan semua itu, kami sarankan ke Presiden dan Presiden lebih jernih melihat, kalau itu dilakukan maka dampak yang paling kena adalah masyarakat terbawah, beliau enggak mau,” tandas Luhut.