MEDAN, BENTENGTIMES.com– Virus corona telah merenggut jutaan nyawa manusia dan meluluhlantakan perekonomian hingga ketidakpastian hidup. Baik pekerja maupun pelaku usaha dan jasa menjadi korban dampak dari serangan bertubi-tubi virus mematikan ini sejak awal 2020.
Gelapnya medan pertempuran menghadapi tingginya lonjakan virus dan kemerosotan ekonomi, mendorong sejumlah pemimpin negara di dunia menghadirkan seberkas cahaya dengan kerelaan memotong gaji dan atau penghasilan mereka.
Pemotongan atas pembayaran periodik para petinggi negara yang seringkali berjumlah fantastis itu menjadi harapan bagi penanganan pandemi yang merogoh kocek cukup besar.
Dikutip dari berbagai sumber luar negeri, pada Kamis (19/8/2021), berikut deretan pemimpin negara yang dipangkas gajinya sepanjang pandemi Covid-19.
Jacinda Ardern, Presiden Selandia Baru
Pemimpin wanita ini rela memotong 20 persen gajinya selama 6 bulan agar digunakan untuk solidaritas terhadap kalangan yang terdampak wabah virus corona.
Tak ayal, aksi Ardern ini diikuti para menteri di bawahnya yang turut memangkas gaji bulanannya untuk periode yang sama.
Di bulan April 2020, Ardern mengatakan bahwa politisi beserta jajaran pemerintah ‘yang dibayar paling tinggi’ penting untuk menunjukkan solidaritas dan kepemimpinan mereka terhadap para pekerja yang kehilangan mata pencaharian.
Sekadar diketahui, pendapatan gaji Ardern dipotong $47.104 atau setara Rp739,8 juta (Kurs Jisdor 15 April 2020: Rp15.707).
Baca: Di Tengah Masa Pandemi, Anggota DPR RI Ini Sumbang Gaji Setahun Untuk Bantu Warga Karo
Baca: PPKM di Simalungun: Pesta Kawin Oknum Dewan Lanjut, Hajatan Warga Bubar
Sementara, para menteri kabinetnya dipotong minimal NZD26.900 atau setara Rp250,7 juta (Kurs Exchange Rates: Rp9.323). Itu belum termasuk sejumlah pejabat lain yang menaikkan potongan gajinya.
Halaman Selanjutnya..
Halimah Yacob, Presiden Singapura
Halimah Yacob, Presiden Singapura
Presiden wanita pertama Singapura itu beserta jajaran kabinetnya memangkas gaji mereka untuk membantu negara mengatasi pandemi.
Adapun pemotongan gaji dilakukan selama 1 bulan pada Februari 2020 dan diperpanjang 2 bulan setelahnya. Tak hanya eksekutif, semua anggota parlemen juga menerima pemotongan gaji selama total bulan.
Wakil Perdana Menteri Hang Swee Keat mengatakan, di masa krisis inilah karakter sejati suatu bangsa dapat dilihat.
“Mari kita hadapi ini bersama-sama,” kata Hang Swee Keat.
Cyril Ramaphosa, Presiden Afrika Selatan
Presiden Afrika Selatan dan seluruh kabinetnya telah memotong gaji mereka sebesar 33% selama tiga bulan untuk berkontribusi membantu negara mengatasi pandemi Covid-19 pada April 2020.
“Untuk mendukung upaya ini, kami telah memutuskan bahwa presiden, wakil presiden, menteri, dan wakil menteri masing-masing akan memotong sepertiga dari gaji mereka selama tiga bulan ke depan,” kata Cyril Ramaphosa, dalam pidato yang disiarkan televisi, pada 10 April 2020.
Baca: Ringankan Beban Hadapi Pandemi, Budi Sembiring Salurkan Donasi kepada Pendeta GBKP
Baca: Walau Pandemi, Tidak Ada Pembangunan Infrastruktur Danau Toba yang Dihentikan
Cyril juga mendesak pejabat publik dan eksekutif perusahaan besar lainnya untuk membuat gerakan serupa agar lebih meningkatkan jangkauan upaya nasional itu.
Halaman Selanjutnya..
Moon Jae-In, Presiden Korea Selatan
Moon Jae-In, Presiden Korea Selatan
Pemimpin Korea Selatan (Korsel) beserta para pejabat tinggi pemerintahan memangkas 30 persen gaji mereka selama 4 bulan pada Maret 2020 lalu.
Hasil pemotongan gaji tersebut dikembalikan ke kas negara untuk membantu pembiayaan karantina dan dukungan finansial bagi rakyat Korsel yang terdampak.
Muhyiddin Yassin, Perdana Menteri Malaysia
Yassin yang telah mengundurkan diri pada Senin, 16 Agustus 2021 lalu itu, diketahui pernah memotong gajinya selama dua bulan sejak Maret 2020 untuk membantu penangangan pandemi di Malaysia.
Langkah itu berlaku juga bagi seluruh menteri dan wakilnya di kabinet pemerintahan negeri jiran tersebut.
Frank Bainimarama, Perdana Menteri Fiji
Tindakan serupa juga dilakukan oleh Perdana Menteri Fiji bersama para pejabat tinggi negaranya. Pemangkasan gaji dalam jumlah yang berbeda ini dilakukan sebagai donasi dalam perjuangan melawan pandemi.
Baca: Edy Tegur Gubernur Riau: Ini Sedang Mewabah, Tak Boleh Salah Menyalahkan
Baca: Sejak Pandemi Covid-19, Pedagang Pasar Meranti Baru Gerogot Modal
Sementara, khusus Perdana Menteri Fiji akan dipotong sebesar 10 persen gajinya selama 6 bulan sejak Maret 2020.
Halaman Selanjutnya..
Peter Mutharika, Presiden Malawi
Peter Mutharika, Presiden Malawi
Peter Mutharika bersama para anggota kabinetnya berjumlah 32 telah memotong 10 persen gaji mereka.
Langkah itu dilakukan sejak April 2020 untuk meredam lonjakan biaya penanganan Covid-19 di negaranya.
“Saya juga mengarahkan bagian keuangan untuk melakukan hal itu. Pertama, mengurangi gaji presiden, menteri kabinet, dan wakil menteri sebesar 10 persen selama tiga bulan dan mengerahkan sumber daya untuk memerangi berbagai Corona,” ujar Mutharika, pada Maret 2020.
Narendra Modi, Perdana Menteri India
Baik presiden, wakil presiden, menteri, wakil menteri, anggota parlemen, seluruhnya dipotong gaji sebesar 30 persen selama satu tahun lamanya.
Baca: Lima Anggota DPRD Labura Terjaring Razia Saat Dugem, Tes Urine Positif Narkoba
Baca: Live Music di Tengah Pandemi, 48 Pengunjung Karibia Hotel Diamankan Polisi
Adapun potongan ini disumbangkan untuk memperkuat anggaran penanganan Covid-19 di negaranya sejak April 2020.
“Kita tidak boleh capek. Kita harus selesaikan misi ini agar menang melawan Covid-19,” ujar Narendra Modi.
Halaman Selanjutnya..
Uhuru Kenyatta, Presiden Kenya
Uhuru Kenyatta, Presiden Kenya
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan wakilnya rela memotong gaji mereka sebesar 80 persen untuk mengatasi pandemi.
Sementara, menteri dan wakilnya menerima pemotongan sebesar 20-30 persen pada tahun 2020 lalu.
Edouard Ngirente, Perdana Menteri Rwanda
Edouard Ngirente beserta jajaran kabinetnya menunjukan solidaritas dengan memotong gaji sebesar 10 persen pada April 2020.
Baca: Jadi Tersangka, Demikian Nasib Lima Anggota DPRD Labura Tertangkap Dugem saat PPKM
Baca: Antisipasi Booming Pasca Pandemi, Djarot Bahas Hambatan Pariwisata Sumut
Dia menyampaikan, dalam hal perang melawan Covid-19, dan dalam solidaritas dengan warga Rwanda yang paling terkena dampak, Pemerintah Rwanda telah memutuskan bahwa semua anggota kabinet, sekretaris tetap, kepala lembaga publik, dan pejabat senior lainnya akan kehilangan satu bulan gaji (April).