Rumah Tanpa Sekat Kamar: Maaf Cakap, Kalau Ingin Begituan Apa Pantas?
- BENTENGTIMES.com - Kamis, 25 Mar 2021 - 20:24 WIB
- dibaca 43.042 kali
Padahal, mayoritas pengungsi berprofesi sebagai petani. Mereka menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Tapi, lahan pertanian yang dijanjikan hingga saat ini tidak ada.
“Profesi kami 80 persen petani. Kalau lahan pertanian tidak ada, bagaimana kami memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari? Ke mana kami cari kebutuhan sekolah anak kami, bang? Sampai kapan kami harus menunggu hasil sengketa?” kata mereka bersahutan.
Baca: Gubsu Resmikan Terminal Modern Pertama di Sumut: Tak Boleh Lagi Ada Petani Miskin
Baca: Doa Bersama Lintas Agama: Semoga Bencana Sinabung dan Covid-19 Segera Berakhir
Sementara, bantuan sewa lahan dan rumah yang selama ini mereka terima, tempo hari hanya berlangsung tiga bulan. Dari setahun yang dijanjikan, yang terealisasi hanya tiga bulan. Bulan berikutnya, bantuan dihentikan tanpa alasan jelas.
Kemudian, kondisi bangunan perumahan para pengungsi relokasi tahap lll Siosar dinilai masih jauh dari kata layak huni. Fasilitas minim.
Menurut keterangan beberapa warga asal Desa Sigarang Garang kepada awak media, saat ditemui di lahan perumahan milik warga Desa Sigarang Garang kawasan Siosar, Selasa (23/3/2021), mengatakan, sudah berkisar dua bulan mereka menerima kunci rumah dari pihak BPBD Karo melalui pemerintah desa. Namun, kondisi bangunan rumah itu menurut mereka sangat memprihatinkan.
“Jauh dari kata layak huni,” keluh salahseorang pengungsi dan diaminkan sejumlah warga lainnya sembari meminta nama mereka tidak dipublikasikan.
“Coba abang lihat, dinding bagian dalamnya pun tidak dicor, hanya batu bata yang tampak bekas dicat,” timpal pengungsi lainnya sembari menuntun awak media memasuki salahsatu bangunan rumah.