SIMALUNGUN, BENTENGTIMES.com– Hidup seorang diri sangat menyiksa batin Salamah Damanik. Suami yang dia harapkan ada di sisi hingga akhir hayat telah pergi tanpa kabar.
Di usianya yang sudah menginjak 60 tahun, dia harus menahankan rasa sakit akibat penyakit asam lambung akut dan asam urat, sejak beberapa tahun belakangan. Selama itu, dia berjuang sendirian dan tetap bertahan.
Salamah tak ingin membuat orang lain repot. Termasuk ketika putrinya Siti Zaharah menawarkan untuk tinggal bersama di Nagori Bandar Jawa, Kecamatan Bandar, Simalungun, dia menolah halus.
Dia memilih menetap di rumah tua di kampung halaman Huta II, Nagori Lias Baru, Kecamatan Bandar Masilam, pedalaman Kabupaten Simalungun.
Di rumah berdinding papan dan plafon tepas itu, dia setia menunggu suaminya pulang kembali. Berharap bisa melihat wajah suami sebelum ajal menjemputnya. Namun, ditunggu-tunggu suaminya tak juga muncul.
Dia justru mendapat kepedulian dari jiran tetangga. Nurmala br Purba, merasa prihatin melihat kondisi tetangganya itu. Sesekali dia datang menjenguk dan membawakannya makanan.
Ternyata, kesabaran Salamah Damanik ada batasnya juga. Sampai akhirnya, dia berpikir pendek dan mengakhiri hidup dengan gantung diri.
Baca: Tak Kuat Hadapi Cobaan Hidup, Oknum Polisi Gantung Diri di Medan
Peristiwa tragis Salamah Damanik ini sontak membikin geger warga sekampungnya di Nagori Lias Baru, Kecamatan Bandar Masilam. Dia ditemukan dalam posisi gantung diri, dengan leher terjerat tali nilon.
Nurmala yang melihat kejadian itu langsung berurai air mata. Dia tidak menyangka jika Salamah Damanik senekat itu.
Anaknya Siti Zaharah, begitu mendapat kabar ibunya telah tiada juga langsung bergegas datang. Tiba di rumah duka, Siti Zaharah histeris melihat tubuh ibunya sudah terbujur kaku.
Informasi diperoleh BENTENG SIANTAR (BENTENG TIMES grup), insiden itu pertama sekali diketahui saat Nurmala Purba, jiran tetangga hendak mengantar sarapan kepada Salamah, Jumat (28/8/2020), pagi sekira pukul 07.00 WIB.
Nurmala memang setiap hari mengantar sarapan kepada Salamah. Selain karena sudah tua, Salamah juga tinggal seorang di rumah berdinding papan tersebut.
Namun, pagi itu situasinya berbeda. Nurmala mendapati jendela dan pintu rumah Salamah dalam keadaan terkunci. Nurmala pun mencoba memanggil-manggil Salamah. Namun, tidak ada sahutan.
Merasa curiga, Nurmala kemudian memanggil tetangga lainnya. Lalu, mereka bersama-sama membuka paksa pintu belakang rumah Salamah. Saat itulah mereka mendapati Salamah dalam keadaan gantung diri.
Personel Polsek Perdagangan yang mendapatkan informasi kejadian itu turun ke lokasi, beberapa saat kemudian. Oleh warga dan polisi, tubuh Salamah pun diturunkan.
Baca: Geger Peristiwa Pemuda Gantung Diri di Tebing Tinggi
Lalu, Kepala Puskesmas (Kapus) Bandar Tinggi Evi Novelia Damanik dan Bidan Rosena Purba melakukan pemeriksaan medis. Dari pemeriksaan itu diketahui jika Salamah telah tiada.
Kasubbag Humas Polres Simalungun AKP Lukman Sembiring mengatakan, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Salamah. Pihak keluarga juga sudah membuat surat pernyataan tidak keberatan atas kejadian itu. Sehingga, jenazah korban (Salamah) tidak diautopsi.
“Jenazah Salamah juga sudah dimakamkan,” pungkas Lukman, Sabtu (29/8/2020).
Informasi lain diperoleh dari putri korban Siti Zaharah jika Salamah telah ditinggal pergi suaminya sejak menderita penyakit asam lambung akut dan asam urat sejak beberapa tahun belakangan.
Baca: Idap Penyakit Paru, Bapak Dua Anak Akhiri Hidup Dengan Gantung Diri
Siti sendiri sudah pernah mengajak ibu kandungnya itu agar tinggal bersamanya di Nagori Bandar Jawa, Kecamatan Bandar, Simalungun. Namun, Salamah menolak dengan alasan tidak ingin membuat merepot orang lain.