Operasi Usus Buntu Berjalan Lancar dengan JKN-KIS

Share this:
PELITA MONALD GINTING-BMG
Sinta saat menemani putranya usai menjalani operasi di Rumah Sakit Amanda, Berastagi, Rabu (17/6/2020) lalu.

KARO, BENTENGTIMES.com– Sinta br Sembiring (49) mengaku tidak bisa membayangkan seandainya diminta membayar seluruh biaya operasi usus buntu anaknya di rumah sakit. Namun, berkat ada kartu KIS (Kartu Indonesia Sehat), seluruh kekhawatirannya teratasi.

“Biaya operasinya sangat besar, dan kami sudah pasti berhutang dulu. Untung saja ada, KIS,” kata Sinta br Sembiring, saat memulai perbincangan dengan BENTENG TIMES, di Rumah Sakit Amanda Berastagi, pada Rabu (17/6/2020).

Dia menuturkan, putra pertamanya baru saja menjalani operasi usus buntu. Sebagai seorang ibu, Sinta tentu merasa khawatir dengan keadaan putranya. Namun setelah dokter memberitahu bahwa operasi putanya berjalan lancar, Sinta pun dapat bernafas lega.

Kelegaanya tak berhenti sampai disitu saja. Mengetahui bahwa operasi anaknya ditanggung sepenuhnya oleh JKN-KIS, membuat ibu dari tiga orang anak ini merasa beruntung menjadi warga Indonesia.

Sinta dan keluarganya adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Menjadi peserta JKN-KIS sejak tahun 2015, telah banyak kisah yang dialami Sinta dan keluarga bersama program ini.

“Dari mulai lahiran anak ketiga sampai sekarang, operasi usus buntu anak saya semuanya pakai KIS. Dan, kami belum pernah mengeluarkan biaya sedikit pun. Bersyukur sekali. Sangat terasa pemerintah memperhatikan kebutuhan rakyatnya terutama masalah kesehatan,” ucap wanita yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) ini.

BacaPengalaman Tak Terlupakan, dari Lahiran Sampai Operasi Usus Buntu Tanpa Biaya

Sinta pun jadi teringat kisah ibunya dahulu yang tidak dapat berobat karena terkendala masalah biaya. Ia mengungkapkan, kalau ingat dulu, bayar biaya perobatan di rumah sakit masih sangat mahal. Kondisi itu membuat orang lebih memilih berobat pakai obat tradisional daripada ke rumah sakit.

“Mendiang ibu saya contohnya. Beliau mengalami penyakit ada benjolan di punggungnya tapi karena biaya operasi mahal, jadi hanya minum obat tradisional. Bukannya sembuh, beliau malah sering terkena demam. Seandainya saja dulu sudah ada program ini mungkin benjolan ibu bisa diangkat. Sekarang, saya bersyukurlah,” ucap Sinta.

BacaKhatib Ini Empat Kali Jalani Operasi, Semua Pakai BPJS Kesehatan

Selain dari segi biaya, Sinta juga memuji kualitas pelayanannya yang memuaskan.

“Nggak ada perbedaan layanan antara pasien umum dan BPJS. Dokter dan perawatnya ramah. Semoga program ini terus berjalan sampai kapan pun,” tutup Sinta.

Share this: