NEW DELHI, BENTENGTIMES.com– Seluruh penduduk India telah menjalani karantina wilayah atau lockdown selama tiga minggu penuh, di tengah melonjaknya kasus virus corona di negara itu. Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, kepada penduduk India yang berjumlah sebanyak 1,3 miliar jiwa itu, bahwa satu-satunya cara menyelamatkan mereka dari virus corona atau Covid-19 adalah untuk tidak bepergian.
“Akan ada larangan total agar tidak keluar dari rumah Anda. Seluruh negeri akan lockdown. Lockdown total,” ujar Narendra Modi, dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa (24/3/2020).
Modi mengatakan karantina wilayah dilakukan untuk menyelamatkan setiap warga negara. Ia memeringatkan bahwa jika India tidak menangani 21 hari ini dengan baik, maka negara India akan mundur 21 tahun.
“Kita harus membayar biaya ekonomi ini, tetapi (itu) adalah tanggung jawab semua orang,” ujar Modi.
Ia mengimbau agar orang-orang tidak panik. Di balik imbauan itu, ada banyak orang dengan cepat menyerbu toko-toko di ibu kota, Delhi, dan kota-kota lain, sebelum peraturan berlaku.
Namun, belum jelas apakah nantinya warga boleh ke luar rumah untuk sekadar membeli makanan dan kebutuhan pokok lainnya, setelah aturan itu diterapkan. Karantina wilayah ini ditempuh setelah terjadi peningkatan tajam kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.
Baca: Cegah Penyebaran Virus Corona, Ketahui Apa Itu Social Distancing
Dia mengatakan pemerintah akan memastikan pasokan makanan tetap lancar. Akan tetapi, di Delhi dan pusat keuangan Mumbai, orang-orang yang khawatir akan kekurangan pasokan, cepat-cepat memadati toko dan apotik.
“Saya tidak pernah menyaksikan kekacauan semacam ini dalam hidup saya,” ujar salah satu pemilik toko di distrik Shakarpur, Delhi, yang dikutip oleh Press Trust of India.
“Semua stok kami, termasuk beras, tepung, roti, biskuit, minyak nabati, telah terjual habis,” ujarnya.
Polisi di kota sibuk Ghaziabad, di negara bagian Uttar Pradesh, berpatroli di jalan-jalan dengan megaphone untuk memberi tahu penduduk agar tetap tinggal di dalam rumah. Di bawah kebijakan baru ini, semua bisnis yang tidak penting akan ditutup.
Akan tetapi, rumah sakit dan fasilitas medis lainnya akan terus berfungsi seperti biasa. Sekolah dan universitas tetap tutup dan semua pertemuan publik dilarang. Siapa pun yang melanggar aturan baru akan menghadapi dua tahun penjara dan denda besar.
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Modi juga mengungkap kebijakan-kebijakan lain:
- Menekankan bahwa lockdown selama 21 hari ‘sangat perlu untuk memutus rantai virus corona’.
- Menekankan bahwa India dalam situasi serius dan mengatakan bahwa negara maju pun menghadapi masalah dalam memeranginya.
- Mengatakan bahwa ‘jarak sosial adalah satu-satunya cara untuk menghentikan’ penyebaran virus.
- Mengumumkan bahwa pemerintah India menyediakan US$2 miliar untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan negara itu.
- Meminta orang-orang untuk tidak ‘menyebarkan desas-desus’ dan mengikuti instruksi pemerintah.
Pengumuman ini muncul setelah beberapa negara bagian India memperkenalkan langkah-langkah mereka sendiri, seperti pembatasan perjalanan dan penutupan layanan yang tidak penting.
India telah melarang kedatangan internasional dan penerbangan domestik. Jaringan kereta api negara itu juga menangguhkan sebagian besar layanan penumpang.
Baca: Ini Obat Ajaib dari Jepang yang Mampu Membasmi Virus Corona
Untuk diketahui, tercatat ada 519 kasus yang dikonfirmasi di seluruh India dan 10 kasus kematian. India yang memiliki populasi 1,3 miliar bergabung dengan daftar negara yang memberlakukan kebijakan lockdown.
Adapun di seluruh dunia, terdapat lebih dari 400.000 kasus positif, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat. Korban meninggal mencapai lebih dari 18.000 ribu orang.
Apa perkembangan lain di negara-negara Asia?
Negara tetangga Pakistan melaporkan jumlah kasus yang dua kali lebih banyak dari India, yakni 878 kasus per Senin (23/3/2020), malam. Pembatasan menyeluruh diberlakukan meskipun pemerintah telah menghentikan karantina wilayah atau lockdown.
Namun, beberapa provinsi telah memberlakukannya secara independen. Tentara dikerahkan untuk menegakkan kebijakan pembatasan
Bangladesh yang melaporkan 33 kasus Covid-19 dan 3 kematian, juga mengerahkan militer untuk membantu menjaga jarak sosial dan meningkatkan tindakan pencegahan Covid-19.
Militer juga akan memantau ribuan orang asing yang dikarantina. Di seluruh Asia Selatan, ada kekhawatiran bahwa jumlah kasus sebenarnya bisa jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Indonesia, yang melaporkan 55 kematian akibat virus corona – yang tertinggi di Asia Tenggara – telah mengubah Wisma Atlet yang dibangun untuk Asian Games 2018 menjadi rumah sakit darurat ntuk pasien virus corona. Status tanggap darurat diberlakukan di Jakarta pada Senin (23/3/2020).
Baca: Tiga Dokter Meninggal Dunia, 32 Tenaga Medis Terpapar Corona
Thailand akan mulai memberlakukan status tanggap darurat pada Kamis (26/3/2020), termasuk penerapan jam malam dan pos-pos pemeriksaan. Empat orang dinyatakan meninggal dan 900 orang dinyatakan positif Covid-19. Negara terpadat di Asia Tenggara yang sebelumnya tanpa kasus Covid-19 telah mengumumkan dua kasus di negara itu.
Bagaimana perkembangan di seluruh dunia?
Di negara-negara lain, pemerintah terus berupaya membendung penyebaran virus yang kini telah menyerang lebih dari 190 negara di seluruh dunia. Lebih dari 2,6 miliar orang menjalani karantina wilayah di seluruh dunia, setelah India menerapkan lockdown selama 21 hari.
Eropa tetap menjadi pusat pandemi. Pada hari Selasa, jumlah kematian melonjak 514 dalam satu hari di Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya juga melaporkan peningkatan tajam.
Italia adalah negara yang terkena dampak terburuk di dunia dalam hal kematian. Virus ini telah membunuh hampir 7.000 orang di sana selama sebulan terakhir.
Inggris menghabiskan hari pertamanya di bawah pembatasan baru yang ketat. Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Senin dan memerintahkan penutupan toko-toko yang menjual barang-barang yang tidak penting.
Baca: Cegah Corona, Gubsu Edy Perintahkan Sekolah Libur, Karpet Masjid Dibuka
Dan di AS, Gubernur New York mengatakan pemerintah federal tidak mengirimkan peralatan yang cukup untuk memerangi krisis
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa AS memiliki potensi untuk menjadi pusat pandemi baru.
Dalam perkembangan lain, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, Komite Olimpiade Internasional telah sepakat bahwa Olimpiade Tokyo 2020 harus ditunda setahun.