Kisah Petani di Zona Merah Sinabung: Bertaruh Nyawa Demi Menyekolahkan Anak
- BENTENGTIMES.com - Minggu, 23 Des 2018 - 23:28 WIB
- dibaca 363 kali
Kepada BENTENG TIMES, Taufik mengaku sudah mendapat laporan bahwa ada banyak masyarakat yang mengabaikan larangan masuk zona merah. Oleh sebab itu, mereka akan meningkatkan patroli di zona merah agar masyarakat tidak melakukan aktivitas yang dapat mengancam keselamatan jiwanya.
Petugas pemantau Gunung Sinabung Armen Putra mengungkapkan, memang aktivitas gunung tertinggi di Sumatera Utara (Sumut) itu sudah tidak terlalu menonjol. Terutama sejak lima bulan terakhir, Gunung Sinabung memang tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas yang tinggi.
“Kalau untuk aktivitas seperti erupsi memang sudah agak mulai menurun, begitu juga dengan kegempaan-kegempaannya. Tapi kita lihat, namanya gunung api sewaktu-waktu bisa erupsi,” katanya.
Baca: 7.690 Korban Erupsi Sinabung Terima Santunan
Baca: Mahasiswa Terkena Dampak Erupsi Sinabung Terima Beasiswa Rp560 Juta
Namun, ia mengungkapkan, status gunung yang terakhir bererupsi pada Februari lalu itu tetap pada Awas level Empat. Armen mengungkapkan hingga saat ini, seluruh pihak yang terkait dengan keadaan Gunung Sinabung, terus melakukan evaluasi. Untuk itu, seluruh masyarakat tetap diimbau untuk terus waspada dan tidak masuk ke dalam zona merah.