Dalam Sepekan Terakhir, 140 Bandit Narkoba Ditangkap Polisi di Sumut
- BENTENGTIMES.com - Senin, 12 Nov 2018 - 16:27 WIB
- dibaca 319 kali
MEDAN, BENTENGTIMES.com– Dalam sepekan terakhir, sebanyak 140 orang tersangka penyalahgunaan dan perdagangan gelap narkoba berhasil diringkus personel Polda Sumatera Utara (Sumut). Mereka diringkus di berbagai wilayah di Sumatera Utara.
Wakil Direktur pada Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut AKBP Frenky Yusandhy menyebutkan, 140 tersangka itu merupakan pelaku dari 99 kasus yang berhasil diungkap.
“Ada 140 tersangka, 82 tersangka berstatus pengedar dan 58 tersangka pengguna narkoba. Saat ini, seluruh tersangka sedang dalam tahap pemberkasan,” kata Frenky, Senin (12/11/2018).
Bersama para tersangka, lanjut Frenky, polisi juga ikut menyita barang bukti narkoba jenis sabu-sabu, ganja, pil ekstasi maupun psikotropika lainnya.
“Ada 2,8 kilogram sabu-sabu, 10,5 kilogram ganja, 150 butir pil ekstasi dan psikotropika lainnya. Ini kita masih pengembangan terus untuk menelusuri jaringan peredaran narkoba ini,” ujarnya.
(Baca: Top! Polres Simalungun Ungkap Jaringan Narkoba, dari Kurir Hingga Bandar, Omzet Miliaran)
(Baca: Irwansyah, Pengedar Narkoba Siantar Diciduk, 51 Butir Ekstasi Disita)
Frenky menuturkan, tingginya angka peredaran narkoba di Sumut, salah satunya akibat kondisi geografis Sumut yang cukup dekat dengan wilayah Malaysia, yang saat ini menjadi pemasok utama narkoba ke Sumut.
“Faktor geografis Sumut dan Aceh yang berbatasan langsung dengan Malaysia, menjadi salah satu faktornya. Jalur Selat Malaka yang membatasi kedua wilayah itu menjadi jalur favorit sindikat narkoba selain langsung mengirimkan barang ke Provinsi Riau dan Kepulauan Riau,” urainya.
(Baca: Wow! 13 Hari, Polda Sumut Amankan 611 Tersangka dari 473 Kasus Narkoba)
(Baca: Ini Sindikat Pengedar Narkoba Siantar-Simalungun, Omzet Rp1,5 Miliar per Bulan)
Selain itu, faktor permintaan narkoba di Sumut juga cukup tinggi. Ditambah, faktor ekonomi, karena rangkaian peredaran barang juga melibatkan rangkaian upah di setiap matarantai para pelakunya.
“Ini menarik bagi orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Ini yang kita coba pangkas bersama sejumlah stakeholder lainnya, termasuk pemerintah daerah,” pungkasnya.