LOMBOK, BENTENGTIMES.com– Hingga saat ini, setidaknya ada 14 kali gempa susulan. Bahkan gempa yang terjadi pada Minggu (5/8/2018) lebih dahsyat dibanding gempa pada 29 Juli 2018 lalu.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa di Pulau Lombok yang terjadi pada 29 Juli lalu merupakan gempa pendahuluan dengan kekuatan 6,4 SR.
“Gempa hari ini kami simpulkan sebagai gempa utama yang mencapai magnitudo tujuh. Ini yang tinggi kekuatannya,” ucap Dwikorita, Senin (6/8/2018) dini hari.
Dengan demikian, masih kata Dwikorita, gempa lebih besar lagi diperkirakan tidak akan terjadi sebab sebagian energi yang tersimpan sudah terlepas melalui gempa pertama dan gempa hari Minggu (5/8/2018).
Menurut Dwikorita, Pulau Lombok memiliki dua generator pembangkit gempa bumi dan yang berperan kali ini satu generator saja. Ia merujuk pada patahan naik atau sesar naik Flores.
“Di sebelah utara Pulau Lombok, tepatnya di Laut Flores, terdapat sesar atau patahan batuan. Ini kondisi tetonika atau pergerakan lempeng-lempeng penyusun kerak bumi,” jelas Dwikorita.
Di sebelah selatan dari Pulau Lombok, tepatnya di Samudera Hindia, terjadi tumpukan lempeng Samudera Indo-Australia menumpuk ke arah lempeng Asia, Eurasia melewati bagian bawah Lombok.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, pihak berwenang sempat mengeluarkan peringatan tsunami, tetapi peringatan itu dicabut karena ketinggian air yang masuk ke daratan diperkirakan hanya sekitar 10- 13 cm.
Sutopo menambahkan kerusakan juga tercatat di Bali, termasuk rumah-rumah yang rusak, kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa Barat. Gempa kali ini terjadi seminggu setelah gempa di Lombok yang menyebabkan 16 orang meninggal dunia.
Hingga saat ini pihak berwenang dan tim relawan memberikan pertolongan pertama dan melakukan pendataan.
“Laporan terkini hampir seluruh wilayah Lombok gelap total. Mati lampu. Gempa terasa sangat keras sekali. Kami menerima banyak laporan masuk tentang robohnya rumah-rumah warga,” ujar Kusmayadi, Koordinator Tim Emergency Response dari lembaha kemanusiaan ACT.
(Baca: Gempa Berkekuatan 7 SR Guncang Lombok: Sedikitnya 29 Orang Meninggal )
Sedangkan, kondisi hotel-hotel sebagaimana penuturan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat M Fauzal mengatakan, sejauh ini aman. Para tamu juga masih berada di titik kumpul masing-masing.
Juru bicara Angkasa Pura Awaludin, mengatakan tercatat beberapa kerusakan fasilitas pendukung terminal di Bandara Ngurah Rai, Bali dan juga Lombok Praya dan sempat terjadi padam listrik.
Salahseorang warga yang tinggal di Mataram Raka Akriani mengatakan, dalam pesan singkat guncangan yang terjadi dibandingkan gempa pada tanggal 29 Juli lalu, jauh lebih besar.
“Takuuuttt saya, gempanya besarrrrrr dan berulang kali,” kata Raka, dari radio mitra BBC, Global Lombok.