JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Para pelaku pembegalan terhadap Staf Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil dibekuk polisi setelah sempat dinyatakan buron. Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta mengatakan, pihaknya berhasil menangkap 6 orang yang diduga sebagai pelaku begal terhadap Armedya Dewangga.
“Kami telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap 6 orang pelaku tindak pidana pencurian dengan pemberatan terhadap saudara Armedya Dewangga,” ujar Nico dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/7/2018).
(BACA: Di Aksi Kedua, Penjambret Ditembak Polisi)
Namun dalam penangkapan yang berlangsung pada Jumat (6/7/2018) ini, polisi terpaksa melumpuhkan salah seorang tersangka. Ramalia alias Ramli selaku kapten komplotan harus meregang nyawa setelah tertembus timas panas petugas karena mencoba melawan saat dimintai keterangan untuk pengembangan kasus.
“Pada saat dilakukan pengembangan untuk mencari barang bukti, salah satu pelaku Ramalia alias Ramli mencoba untuk melawan petugas dengan cara merebut senjata salah satu petugas sehingga petugas mengambil tindakan tegas dan terukur,” terang Nico.
Serupa dengan Ramli, 3 orang pelaku lain juga mencoba melarikan diri saat hendak digelandang petugas. Hasilnya mereka pun dihadiahi tembakan. Namun mereka bernasib lebih baik karena hanya dilumpuhkan di bagian kaki.
“Pada saat dilakukan penangkapan terhadap pelaku lainnya, 3 tersangka mencoba melarikan diri sehingga petugas melumpuhkan para pelaku dengan menembak pada bagian kaki,” imbuh Nico.
Petugas kemudian melakukan pengembangan terhadap indikasi terjadinya penadahan barang curian komplotan Ramli. Dari keterangan Ade Junaidi bahwa laptop milik pembantu Presiden itu telah dijual kepada Heru Astanto.
(BACA: Polrestabes Medan Ringkus 72 Pelaku Begal)
Saat didatangi petugas Heru tidak menampik jika pernah membeli laptop dari Ade, namun barang itu telah dijual kembali kepada Tri Wahyudi, warga asal Bekasi.
“Ketika tim melakukan pengembangan menuju kediaman Tri Wahyudi, tiba-tiba Heru Astanto mencoba melarikan diri dan menyerang petugas, sehingga petugas terpaksa dilumpuhkan dengan ditembak,” tukas Nico.
Setelah terkena tembakan petugas, Heru lantas dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun ketika tiba, tim dokter menyatakan Heru sudah meninggal dunia.
Dari tangan para pelaku petugas berhasil mengamankan sejumlah barang bukti seperti, 2 unit sepedamotor matic dengan nomor polisi B 4253 TFY dan B 4658 TMK, 2 unit sepedamotor bebek nomor polisi S 4287 LK dan B 3286 BHU serta handphone 11 unit.
Petugas sendiri masih mengejar satu pelaku lain atas nama Buyung yang saat ini telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Sebelumnya, Armedya Dewangga yang merupakan tenaga ahli di Kantor Staf Presiden kena jebakan begal ketika berkendara di Jalan Gajah Mada, kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat pada 8 Juni 2018 lalu di sekitar Halte Transjakarta Glodok.
Pelaku menggunakan modus meneriaki ban kempis kepada dirinya yang tengah mengendarai mobil seorang diri. Ada empat orang mengendarai tiga sepedamotor.
Saat Tenaga Staf Ahli Muda Kedeputian III Bidang Kajian Pengelolaan dan Isu Ekonomi Strategis itu turun mengecek kondisi ban, satu di antara pelaku diduga membuka pintu mobilnya. Pelaku menggondol tas ransel berisi laptop, hardisk dan uang tunai.
Akibat kejadian tersebut, Armedya kehilangan satu unit MacBook ME294, harddisk Seagate, hard disk Western Digital putih milik KSP dan uang tunai senilai Rp3,3 juta. “Jika ditotal kerugian kira-kira mencapai Rp25 juta,” kata Armedya.