Istana Beri Jawaban Menohok Tentang Ratna Sarumpaet yang Ribut di Danau Toba
- BENTENGTIMES.com - Selasa, 3 Jul 2018 - 13:34 WIB
- dibaca 10.213 kali
JAKARTA, BENTENGTIMES.com – Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin juga mendengar percekcokan yang dilakukan aktivis Ratna Sarumpaet di Danau Toba, Senin (2/7/2018).
Ia mengatakan, tidak elok menjadikan isu tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba bermuatan politik. Sehingga, memberikan penilaian yang miring terhadap langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah.
“Saya kira teman-teman pasti mengerti dan sangat sadar, cukup saja di Jakarta mengacaunya, tidak usah sampai Medan sana. Orang lagi berduka. Gitu saja,” ujar Ngabalin menanggapi tentang cekcok Ratna Sarumpaet lawan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan di Posko Basarnas di Pelabuhan Tigaras, Senin (2/7/2018) malam.
(BACA: Ratna Sarumpaet ‘Disemprot’ Masyarakat Danau Toba karena Ribut saat Luhut Pimpin Rapat)
Menurut Ali Mochtar, musibah KM Sinar Bangun yang masih menyisakan hilangnya 164 korban jiwa tidak dijadikan isu politik supaya meningkatkan elektabilitas seseorang atau parpol pada Pemilu. Apalagi Basarnas serta Menteri Perhubungan sudah melakukan langkah-langkah untuk mencari korban kapal tenggelam.
Selain itu, Pj Gubernur Sumut Eko Subowo sudah mengeluarkan keputusan tentang pencarian korban KM Sinar Bangun yang hilang. Jadi, di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun akan dibangun satu monumen sebagai peringatan kecelakaan kapal dan tempat berziarah keluarga korban.
(BACA: Keluarga Korban Minta Dibangunkan Tugu, Pemerintah Menyanggupi)
Tidak hanya itu, pada Senin (2/7/2018), Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan bertemu dengan keluarga korban dan melaksanakan tabur bunga bersama. Bagi pemerintah, tabur bunga bersama sebagai tanda keikhlasan keluarga korban atas musibah ini.
“Saya mau bilang secara nasional pencarian korban KM Sinar Bangun dihentikan. Namun, pencarian oleh tim Basarnas setempat yang berkantor di Pelabuhan Ajibata tetap dilaksanakan dengan menyisir permukaan danau terhadap kemungkinan-kemungkinan korban yang mengapung,” katanya.
Ali mengimbau pihak tertentu supaya tidak memprovokasi masyarakat untuk menolak penghentian pencarian korban. Apalagi, peristiwa tenggelamnya kapal sudah ditakdirkan Tuhan sehingga menghadapi musibah ini sebagai orang yang beragama.