SINGAPURA, BENTENGTIMES.com – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah tiba di tempat KTT bersejarah di Singapura pada Selasa (12/6/2018) setelah kedua belah pihak berusaha mempersempit perbedaan mencari solusi kebuntuan program nuklir. Beberapa menit kemudian mereka menggelar pertemuan empat mata.
Trump optimistis terhadap prospek hasil positif dari pertemuan pertama antara seorang presiden Amerika dengan seorang pemimpin Korea Utara. Namun Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tetap mempertanyakan kejujuran Kim mengenai niatnya untuk denuklirisasi.
Para pejabat dari kedua belah pihak mengadakan pembicaraan pada menit-menit terakhir untuk meletakkan dasar bagi pertemuan puncak, sebuah peristiwa yang hampir tak terpikirkan beberapa bulan lalu, ketika mereka saling mengancaman sehingga menimbulkan kekhawatiran perang.
Dalam momen bersejarah itu, Trump pertama kali tiba di Capella Hotel di Sentosa, sebuah pulau resor di lepas pelabuhan Singapura dengan hotel mewah, taman hiburan Universal Studio dan pantai buatan manusia. Tayangan televisi menunjukkan iring-iringan mobil Kim tiba kemudian.
“Pertemuan tingkat staf antara Amerika Serikat dan Korea Utara akan baik dan cepat,” kata Trump dalam pesan di Twitter pada Selasa (12/6/2018).
Namun dia menambahkan, “Pada akhirnya, itu tidak masalah. Kita semua akan segera tahu apakah ada kesepakatan nyata, tidak seperti yang terjadi di masa lalu, bisa terjadi!”
Setelah tawaran diplomatik yang meredakan ketegangan, para pemimpin berjabat tangan sebagai penanda sejarah yang diharapkan dapat mengarah penghentian program nuklir Korea Utara yang mengancam Amerika Serikat.
Pada Selasa pagi, Pompeo mengantisipasi terhadap terobosan diplomatik, “Kami siap untuk hari ini.”
“Trump mengadakan pertemuan empat mata dengan Kim di pulau resor Sentosa, sebelum mereka bergabung dengan para pejabat dan makan siang bersama,” kata Gedung Putih.
Kim yang merupakan lulusan Swiss berusia 34 tahun itu tidak pernah meninggalkan Korea Utara sejak berkuasa pada 2011, selain dua kali ke Tiongkok dan sekali ke Korea Selatan untuk bertemu dengan Presiden Moon Jae-in.
Kim terus mengumbar senyum selama di Singapura yang seolah memupus gambaran beberapa bulan sebulannya sebagai diktator yang memerintahkan eksekusi pamannya sendiri, kakak tirinya dan beberapa pejabat Korea Utara yang dianggap tidak loyal.