Kapolri: Pelaku Utama Bom di Surabaya Baru Pulang dari Suriah
- BENTENGTIMES.com - Senin, 14 Mei 2018 - 11:03 WIB
- dibaca 372 kali
SURABAYA, BENTENGTIMES.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan ada sejumlah kelompok yang diwaspadai Polisi terkait ISIS di Indonesia. Pertama, yakni kelompok JAT-JAD yang memiliki sejumlah sel. Kedua, mereka yang baru kembali dari Suriah. Mereka ini beberapa diantaranya tertangkap oleh otoritas di Turki dan Yordania sebelum kembali ke Indonesia.
“Mereka yang kembali dari Suriah ada 500 orang, termasuk diantaranya keluarga ini (pelaku),” kata Tito di Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Tito dalam konferensi persnya di Surabaya menyebutkan, jumlah mereka yang sudah berangkat ke Suriah tercatat lebih dari 1.100 orang dengan 500 di antaranya masih di Suriah, 103 meninggal dunia di Suriah, dan sisanya dideportasi kembali ke Indonesia.
“Itu jadi tantangan kita karena mindset mereka ideologinya ISIS,” katanya.
Terkait Kelompok ISIS di Jatim sendiri, kata Tito, kelompok yang bergerak adalah JAD Surabaya termasuk satu keluarga yang diduga sebagai pelaku pengeboman di tiga gereja di Surabaya.
“Kami sudah lapor ke Presiden bahwa Polri, TNI, BIN, selain yang ditangkap 2 hari yang lalu saya lapor ke TNI kita akan operasi bersama, penangkapan-penangkapan ke sel-sel JAD-JAT maupun mereka yang akan melakukan aksi,” katanya.
Lebih lanjut, Kapolri menyayangkan lamanya revisi UU Anti Terorisme yang sudah terkatung-katung selama 1 tahun, sementara saat ini sudah jatuh banyak korban. Dengan UU Antiterorisme yang baru, polisi lebih leluasa menangkap terduga teroris.
Dalam UU yang ada saat ini, polisi tidak bisa berbuat apa-apa kalau mereka tidak melakukan pidana terlebih dahulu dan ada bukti hukumnya.
“(Dengan UU Baru) kalau mereka gunakan paspor palsu kita bisa proses hukum. Kalau UU ini terlalu lama, kita mohon ke Presiden untuk membuat Perppu,” kata Tito.
Sebelumnya, menurut Tito, untuk beberapa kasus termasuk aksi bom Thamrin para dalangnya telah diproses namun di lapangan para pemimpinnya digantikan sosok lain di antaranya ditunjuk Ketua Jemaah Anshor Daulah (JAD) Jatim Zainal Ansyori yang diketahui membiayai penyelundupan senjata ke Filipina.
Menurut Tito, penangkapan para pemimpin kelompok ini membuat mereka bereaksi keras melakukan pembalasan salah satunya membuat kerusuhan di Mako Brimob.
“Setelah ada kerusuhan, membuat sel-sel lain yang membuat maunya panas karena ada ISIS di Suriah maupun pemimpin tertangkap mengambil momentum untuk pembalasan itu di beberapa tempat,” katanya.