Ini Kebiasaan Djarot Yang Tak Diketahui Publik Selama Ini…
- BENTENGTIMES.com - Minggu, 22 Apr 2018 - 13:03 WIB
- dibaca 330 kali
MEDAN, BENTENGTIMES.com – Happy Farida, berbagai kisah unik saat suaminya Djarot Saiful Hidayat, menjabat Wali Kota Blitar, Jawa Timur. Disela-sela kesibukannya, Djarot rutin berkeliling naik sepeda dan kerap mengantar atau jemput anak pakai sepeda ontel.
Berkeliling sepeda sangat rutin dilakoni Djarot. Apalagi, pada awal lahirnya reformasi tidak banyak pemimpin sangat dekat rakyat. Sehingga, kedekatan Djarot bersama masyarakat dianggap menjadi pemimpin yang beda dari terdahulu.
“Bapak (Djarot) mengajarkan kepada kami untuk hidup sederhana. Anak saya paling besar Safira sering dijemput dari sekolah naik sepeda. Setiap Jumat Bapak naik sepeda keliling. Jadi sering antar maupun jemput anak-anak pakai sepeda dan sekolah anak-anak dekat sama kantor,” kata Happy Farida, di kediamannya Jalan Kartini, Medan, Sabtu (21/4/2018).
Ia menyampaikan, bila Djarot tidak sempat mengantar maupun jemput anak-anak di sekolah biasanya ada langganan becak. Artinya, mereka membayar tukang becak untuk antar jemput anak-anak alias tak pernah gunakan mobil dinas.
“Suatu ketika Safira dijemput oleh sopir. Saya enggak tahu situasinya bagaimana. Tiba-tiba pulang sekolah Fira menangis, jadi saya panik. Waktu itu masih kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Kenapa saya tanya. Dia bilang kok aku dijemput mobil ayah,” ujarnya.
(Baca juga: Memotivasi ASN Bekerja, Djarot Akan Gunakan Sistem Single Salary)
Dia menyatakan, putri pertamanya itu menolak diantar maupun jemput gunakan mobil dinas. Kala itu, Safira menyatakan tidak enak dijemput pakai mobil dinas. Jadi, mereka putuskan tidak lagi menjemput maupun antar anak-anak gunakan mobil dinas.
Dia berujar, Djarot punya hobi naik sepeda ontel. Seiring waktu, ia juga memiliki hobi serupa.
Dulu, mereka kerap berkeliling kota naik sepeda ontel bersama-sama. Bahkan, hingga sekarang bila ada waktu luang Djarot masih gunakan sepeda ontel.
“Bapak (Djarot) suka sepeda ontel dan kami dulu punya dua. Bapak satu dan saya satu. Hingga sekarang masih ada. Bapak selalu sampaikan menjadi kepala daerah punya tanggungjawab yang besar jadi harus wariskan nama baik untuk anak-anak,” katanya.
(Baca juga: Djarot: Yang Sumut Inginkan Pemimpin Yang Melayani)
Meskipun karir politik Djarot terbilang mentereng, kata dia, tidak pernah melupakan keluarga. Ia selalu memberikan perhatian kepada ketiga putrinya Safira Prameswari Ramadina, Kurnia Dwihapsa Paramasari dan Meisya Rizky Berliana.
Tidak hanya itu, Djarot tidak pernah marah atau bertutur kasar kepada ketiga anak-anaknya. Bila ada waktu kosong alias libur mereka selalu berdiskusi bersama-sama supaya memahami kondisi anak-anak.
“Walaupun sibuk Bapak (Djarot) masih sering ngobrol sama anak-anak. Kami punya kebiasaan, Sabtu dan Minggu tidur rame-rame. Anak-anak selalu tidur sama kami,” ujarnya.
Selain itu, sejak dini, Djarot selalu menekankan anak-anaknya untuk hidup mandiri. Kemudian, belajar secara bagus supaya menjadi anak yang sukses. Sehingga, ketiga anaknya tidak dibiasakan hidup mewah.
“Selalu disampaikan ayah ingin wariskan nama baik. Kalau kalian ingin sesuatu yang lebih dari ayah punya harus berjuang sendiri. Sekolah yang bagus dan gapai mimpi yang ada. Kami menerapkan warisan tidak harus harta benda. Tapi nama baik untuk anak anak,” ungkapnya.