Kisah Samsudin Simbolon Si Bos Miras Oplosan: Dari Supir Angkot, Kini Jadi Konglomerat
- BENTENGTIMES.com - Jumat, 20 Apr 2018 - 19:40 WIB
- dibaca 2.094 kali
BANDUNG, BENTENGTIMES.com – Perjalanan panjang kisah hidup Samsudin Simbolon, sosok big bos yang menjadi sorotan publik setelah kejadian 45 orang tewas gara-gara menenggak miras racikannya, akhirnya berujung di terali besi.
Dan, ternyata, sebelum sampai ke titik ini, Samsudin Simbolon dulunya adalah seorang yang berkekurangan, sering pindah-pindah kontrakan, dan kini dia memiliki rumah mewah dan puluhan hektare kebun sawit.
Warga Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, yang diwawancarai pun tak menyangka rumah mewah yang dijadikan sebagai tempat produksi minuman keras (miras) oplosan ialah milik Samsudin Simbolon.
Selama ini warga hanya mengetahui pria kelahiran Sungai Botul, 3 Februari 1968 tersebut tinggal di kios miras yang letaknya 100 meter dari rumah mewah. Kini kios miras sudah disegel Satpol PP Kabupaten Bandung.
“Samsudin tinggalnya di sana (kios miras yang sudah disegel). Itu tempat dagang tuak,” kata Agus (28), warga Kampung Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kamis (19/4/2018).
Agus mengungkapkan, kios miras sekaligus hunian itu ditempati Samsudin sejak 2004, sebelum adanya Jalan Bypass Bandung-Garut. “Jalan Bypass dibangun sekitar tahun 2000-an, sekitar tahun 2004-an Samsudin tinggal di sana,” kata Agus.
Sebelum bisnis miras oplosan, menurut Agus, Samsudin ternyata pernah bekerja supir angkot. “Pernah juga jadi supir angkot,” ujarnya.
Menurut dia, sebelum membangun rumah mewah yang berada di Jalan Bypass Bandung-Garut, Samsudin kerap berpindah-pindah kontrakan. “Pertamanya ngontrak, terus beli kios itu, lalu bangun rumah,” ucap Agus.
Dan, kini diketahui bahwa Samsudin memiliki kebun sawit seluas 29 hektare di Baliung Licir di perbatasan Jambi dan Sumatera Selatana serta rumah mewah di Jalan Bypass, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Ahmad Subhana, Ketua RW 08, Kampung Bojongasih Cicalengka, mengatakan tidak banyak warga yang tahu kalau rumah itu ternyata milik Samsudin.
“Samsudin orangnya tertutup, tidak dekat dengan warga,” ucap Ahmad.
Hal tersebut diamini Panji (18), salah satu montir bengkel yang ada di sebelah rumah mewah tersebut.
“Pernah ketemu sama pemilik rumah tapi tidak hafal namanya. Suka keluar rumah paling menyiram bunga. Nama panggilan nya ‘abang,’,” kata Panji.
Sebelumnya diberitakan, butuh perjuangan panjang untuk menangkap Samsudin Simbolon. Tim gabungan sebanyak 10 orang berangkat menggunakan jalur udara ke Jambi, berdasarkan hasil pengembangan keterangan dari Hamciak Manik, istri Samsudin Simbolon.
Tim akhirnya bergerak ke perkebunan sawit tersebut dibantu Polda Jambi. Akhirnya, Samsudin ditangkap di kebun sawit tersebut dini hari.
“Tim berangkat dari Jambi ke lokasi penangkapan dengan perjalanan darat selama 2 jam,” ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Jabar, Kombes Enggar Pareanom pada kesempatan yang sama.
Saat terlacak, Samsudin sempat melarikan diri ke arah hutan kebun sawit namun bisa dikejar.
“Sempat ada pengejaran saat terlacak. Alhamdulillah tertabgkap tanpa ada perlawanan,” ujar Enggar.