Benteng Times

Bangunan Sanggar Kesenian Wayang Kulit Roboh, 7 Tewas, 2 Diantaranya Dalang

Warga sedang mencari korban yang belum ditemukan di Sanggar Kesenian Wayang Kulit Hidayat Jati di Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Senin (16/4/2018).

CIREBON, BENTENGTIMES.com – Bangunan Sanggar Kesenian Wayang Kulit Hidayat Jati di Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, roboh, Senin (16/4/2018) sekitar pukul 10.30 WIB.

Tujuh orang tewas akibat tertimpa bangunan, yaitu Suprapti (13), Andra (14), Arid (22), Suherman (48), Ferdi (14), Az-Ziqri (14), Fadiya (15). Ketujuh jenazah dibawa ke RSUD Arjawinangun dan Rumah Sakit Ciremai.

Sementara itu, korban luka adalah Nur Intan serta Umu dan Gina Juliana yang sempat menyelamatkan diri. Mereka dirawat di RSUD Arjawinangun.

“Saat ini ada satu orang yang masih belum ditemukan dan dalam proses pencarian,” ujar Kepala SMPN 1 Gegesik Suhardi saat ditemui di Desa Gegesik Wetan seperti dilansir dari kompas.com.

Menurut Suhardi, korban tewas setelah sanggar seni tempat mereka berada tertimpa bangunan setinggi 30 meter yang digunakan sebagai sarang burung walet.

Sementara, seorang dalang asal Cirebon, Suherman (48) beserta anak laki-lakinya bernama Arid (22) turut tewas dalam peristiwa robohnya bangunan sarang burung walet hingga menimpa sanggar Kesenian Wayang Kulit Hidayat Jati tersebut.

Keduanya diketahui berperan sebagai pembimbing kesenian di sanggar tersebut. “Kami berduka cita atas meninggalnya seniman di Cirebon, yaitu Suherman,” ujar Kepala Disbudparpora Kabupaten Cirebon, Hartono, saat ditemui di Desa Gegesik Wetan, Senin (16/4/2018).

Semasa hidupnya, Suherman dikenal sebagai seniman yang aktif melatih para siswa di beberapa sekolah. Jenazah Suherman dan Arid dibawa ke rumah sebelum dikebumikan di pemakaman setempat.

Selain mereka, ada lima korban tewas lainnya. Sementara itu, seorang korban luka, terbaring lemah di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Senin (15/4/2018).

Warga Desa Gegesik Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon yang juga siswi SMPN 1 Gegesik itu mengalami luka patah tulang kaki kanan dan rahang. “Kondisinya masih sadar, dari tadi bisa diajak ngobrol,” kata Elisa Rahma (26), sepupu Tri Intan Apriani, saat ditemui di RSUD Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Senin (16/4/2018).

Ia mengatakan, luka yang dialami Tri Intan Apriani tergolong parah. Namun, pihak keluarga belum mendapat keterangan resmi dari dokter yang menanganinya.

“Katanya mau dirujuk ke RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, untuk dioperasi rahangnya,” ujar Elisa Rahma.

Pilu Ibunda Ziqri

Runtuhnya dinding bangunan sarang burung walet yang menimpa bangunan Sanggar Kesenian Wayang Kulit Hidayat Jati mengakibatkan meninggalnya salah satu korban bernama Muhammad Az-Ziqri (14).

Anak kelas II SMPN 3 Gegesik itu adalah warga asal Blok II Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Ziqri datang ke sanggar itu untuk berlatih bersama teman-temannya sekitar pukul 10.00 WIB.

Dia masuk ke sanggar, sedangkan teman-temannya menunggu di luar sanggar. Saat Ziqri masuk itulah terjadi runtuhnya dinding bangunan sarang burung walet yang menimpa bangunan sanggar tersebut.

Ziqri dan siswa lainnya tidak sempat menyelamatkan diri. Mereka sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi jiwanya tidak tertolong.

Kemudian, Ziqri dimakamkan di Pemakaman Ki Semar, Desa Gegesik Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, sekitar pukul 16.00 WIB.

“Saya tahunya Ziqri meninggal saat berada di rumah sakit,” kata Aminah (43), ibunda Ziqri, saat ditemui ketika pemakaman Ziqri, Senin (16/4/2018) sore.

Sambil menangis, Aminah mulai bercerita tentang minat Ziqri terhadap kesenian wayang. Waktu duduk di kelas I SMPN 3 Gegesik sekitar setahun lalu, Aminah mengatakan, Ziqri mulai menyukai wayang dan rajin berlatih di Sanggar Kesenian Wayang Kulit Hidayat Jati.

Dia berlatih langsung kepada pemilik sanggar tersebut, yaitu dalang Suherman, yang juga menjadi korban tewas dalam peristiwa itu. Ziqri kerap datang ke sanggar tersebut untuk berlatih wayang setelah pulang sekolah.

Dia pun menjadi dalang cilik berprestasi dan menjadi juara dalam perlombaan di daerah setempat hingga tingkat nasional di Jakarta. Kecintaan Ziqri terhadap wayang juga terlihat dari sejumlah fotonya yang sering menggunakan ikat di kepala bermotif batik megamendung.

Exit mobile version