Djoss Langsung Berbuat, Berikan Kartu Sumut Sehat pada Anak Penderita Gizi Buruk
- BENTENGTIMES.com - Rabu, 23 Mei 2018 - 12:51 WIB
- dibaca 472 kali
MEDAN, BENTENGTIMES.com – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara H Djarot Saiful Hidayat-Sihar PH Sitorus terkejut melihat masih banyak ternyata anak menderita gizi buruk dan warga miskin di Kota Medan.
Temuan itu terungkap ketika pasangan calon nomor urut 2 ini berkunjung ke permukiman padat penduduk di Jalan Pintu Air 4, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Rabu (23/5/2018).
Anak penderita gizi buruk yang pertama kali didatangi paslon Gagubsu yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu adalah anak bernama Kesya. Bocah berusia dua tahun buah hati pasangan S Lature dan Weni Sarumaha ini sejak lahir sudah menderita gizi buruk.
(BACA: Kunjungi RS Vita Insani Siantar, Djarot Kampanyekan Kartu Sumut Sehat)
Melihat kondisi ini, Djarot yang didampingi Sihar, kemudian memberikan Kartu Sumut Sehat (KSS). Kepada Lature, orangtua Kesya, Djarot dan Sihar berpesan agar membawa kartu Sumut Sehat itu nantinya saat hendak membawa putrinya berobat.
Lalu, Djarot dan Sihar beranjak dan lanjut mengunjungi rumah seorang janda lanjut usia yang hidup sebatang kara. Adalah Kasnih, janda usia lanjut, miskin dan tak punya pekerjaan.
Kepada Kasnih, Djarot dan Sihar kembali memberikan Kartu Sumut Pintar. Kedatangan tamu Djarot dan Sihar membuat hati Kasnih senang. Apalagi dia diberikan Kartu Sumut Sehat. Sangkin Senangnya Kasnih sampai menangis berurai air mata.
(BACA: Edy Soroti Ketimpangan, Kemiskinan, Pengangguran, Djoss Punya Kartu Sakti)
“Saya senang Pak Djarot memberi Kartu Sumut Sehat. Kiranya kartu ini dapat membantu saya,” ungkap Kasnih yang sudah sakit-sakitan itu sembari mengusap air matanya.
Tak sampai di situ, Paslon nomor urut 2 itu mengunjungi dua wanita kakak beradik yang sudah lanjut usia. Dua wanita bernama Juminam dan Sarinah memang sudah lama hidup menjanda. Keduanya juga sudah sakit-sakitan dan tak memiliki pekerjaan.
Djarot kemudian memberikan Kartu Sumut Pintar dan Kartu Sumut Sejahtera kepada para janda lanjut usia yang tidak mampu dan kepada Kartu Sumut Sehat. Ia berharap kartu yang diberikan ini dapat membantu warga.
Kemudian, paslon berdarah Jawa dan Batak itu mengunjungi bocah bernama Khairsyah Fiqri (3) yang mengidap gangguan syaraf. Djarot terlihat kaget melihat kondisi putra dari Ani Tarigan ini.
Dame br Tobing, Wakil Sekretaris DPD PDIP Sumut menerangkan, pemberian kartu Sumut Sehat, Kartu Sumut Pintar dan Kartu Sumut Keluarga Sejahtera itu adalah contoh program konkret pasangan Djarot-Sihar. Dan, dananya ditampung di APBD Provinsi Sumatera Utara. Dan, kelak terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, program tersebut akan direalisasikan.
Namun, begitupun, seluruh warga tidak mampu dan anak-anak penderita gizi buruk yang ditemui pasangan calon Djarot-Sihar tetap akan didampingi tim DJOSS dan PDI Perjuangan agar segera mendapatkan penanganan medis.
Kepada Djarot dan Sihar, Ani Tarigan mengungkapkan jika anaknya Fiqri lahir normal. Namun kejanggalan mulai terlihat ketika usia tiga bulan. Saat itu anaknya step hingga akhirnya mengalami kelainan pada fisik hingga sekarang usia tiga tahun.
(BACA: Djarot: Saya Datang Untuk Mengangkat Martabat Orang Sumut)
“Waktu lahir normal pak. Tapi setelah tiga bulan anak saya seperti ini. Dia tak bisa duduk, tak bisa telungkup,” keluh Ani kepada Djarot.
Lalu, kepada Ani diberikan Kartu Sumut Sehat dan berdoa semoga Fiqri segera mendapat kesembuhan.
H Djarot Saifuk Hidayat mengatakan ternyata apa yang mereka sampaikan itu sesuai dengan kondisi di lapangan.
” Kita temukan banyak anak-anak gizi buruk. Makanya kita luncurkan Kartu Sumut Sehat. Supaya mereka diberi asupan yang sehat,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Djarot sendiri juga menyampaikan kalau anak-anak para janda yang tidak sanggup akan diberi bantuan.
(BACA: Sampaikan Bahwa Djarot-Sihar Ingin Anak-anak Sumut Pintar, Hatinya Senang, Perut Kenyang)
“Tadi ada anak dan cucu dari janda yang hidup sendiri. Anak dan cucunya yang perlu dibantu untuk sekolah tapi semuanya harus ditransfer langsung karena harus bantuan itu harus tepat sasaran,” tandasnya.