Tak Hanya Karena Jawa-Batak, Tapi Djoss Punya Pengalaman Wujudkan Perubahan
- BENTENGTIMES.com - Rabu, 23 Mei 2018 - 07:02 WIB
- dibaca 702 kali
MEDAN, BENTENGTIMES.com – Sekretaris Pejabat (Persaudaraan Jawa Batak) Sumut Rion Arios SH mengungkapkan bahwa Persaudaraan Jawa Batak (Pejabat) sudah terjalin sejak nenek moyang mereka di Sumatera Utara.
Nah, kaitannya dalam konstelasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2018, dimana saat ini di antara kontestan ada H Djarot Saiful Hidayat, satu-satunya orang Jawa dan satu-satunya putra daerah orang Batak, yakni DR Sihar PH Sitorus.
“Seyogyanya orang Jawa pilih Haji Djarot dan orang Batak pilih DR Sihar Sitorus,” sebut Rion Arios SH, dalam rapat koordinasi dan evaluasi Persaudaraan Jawa Batak dalam rangka memenangkan H Djarot dan DR Sihar Sitorus bertempat di Hotel Royal Suite Condotel, Medan, Selasa (22/5/2018) malam.
Masih kata Rion Arios, selain karena ada hubungan emosional dengan Persaudaraan Jawa Batak, pasangan Haji Djarot-DR Sihar Sitorus dinilai sebagai pasangan paling mampu mewujudkan perubahan di Sumatera Utara.
(BACA: Yang Benar-benar Asli Itu Sihar Sitorus, Makanya Jangan Persoalkan Asal-Usul)
Kenapa? Rion Arios mengatakan hal itu karena melihat rekam jejak sosok Djarot dan Sihar. Djarot memiliki pengalaman memimpin di pemerintahan, mulai dari menjabat Walikota Blitar dua periode, menjadi Anggota DPR RI, menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Sebenarnya, kalau Jawa dan Batak sudah bersatu, maka Djarot-Sihar lah pemenangnya,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, selama sepuluh tahun Kota Blitar dipimpin H Djarot Saiful Hidayat, pendapatan asli daerah (PAD) kota seluas 32,58 kilometer persegi itu mengalami peningkatan. Sebelum 2000, PAD Kota Blitar sekitar Rp2,5 miliar. Tapi, sembilan tahun kemudian PAD-nya melonjak Rp39,86 miliar.
Pembangunan Kota Blitar berkembang. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Blitar, dari Rp38,625 miliar naik menjadi Rp387 miliar. Indeks pembangunan manusia (IPM) warga Blitar turut terkeret sekitar sembilan poin, dari 68,9 pada 2000 menjadi 77,12 di 2009. Pencapaian itu merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Timur pada 2009.
Pencapaian itu tentu bukan diraih dengan mudah. Pada awal periode memimpin Kota Blitar, Djarot Saiful Hidayat merasa birokrasi Pemerintah Kota Blitar seperti gajah yang susah bergerak. “Ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya saat itu.
(BACA: Alhamdulillah, Dua Kubu Pujakesuma Bersatu Untuk DJOSS)
Djarot langsung membuat kebijakan memperpanjang usia pensiun pejabat. Posisi jabatan yang tidak efektif dibiarkan kosong. “Saya percaya, untuk mendapat birokrat berkualitas, harus dimulai dari rekrutmen,” ujarnya.
Bahkan, proses seleksi tanpa campur tangan Pemkot dan menyerahkan seluruhnya ke tim Universitas Airlangga. “Saya melarang staf masuk,” tuturnya.
Selain itu, pria kelahiran Magelang, 6 Juli 1962 itu juga memangkas sekitar lebih dari 200 jabatan eselon II-IV.
Lalu, ada kebiasaan lain dari kepemimpinan Djarot, yakni ia berkomunikasi langsung dengan warganya.
“Dua kali dalam seminggu, saya meninggalkan mobil dinas dan pergi bersepeda pancal. Ngobrol dengan tukang becak dan bakul pasar,” ucap Djarot.
“Kalau semasa di Jakarta, semua sudah tahu beliau ini punya rekam jejak yang bagus. Kotanya bersih, tertata, tata kelola pemerintahan juga bagus,” timpal salah seorang relawan Pejabat.
Kemudian, terkait sosok DR Sihar PH Sitorus. Dari berbagai informasi dihimpun BENTENGTIMES.com, berikut fakta menarik seputar DR Sihar PH Sitorus.
Pertama, memiliki rekam jejak yang mumpuni. Pemilik nama lengkap DR Sihar Pangihutan Hamonangan Sitorus Pane ini memiliki jejak rekam pendidikan yang mumpuni. Lulus SMA tahun 1984, ia melanjutkan pendidikan di luar negeri.
(BACA: Pujakesuma Se-Sumut Siap Menangkan DJOSS dengan Terhormat dan Bermartabat)
Beberapa jurusan yang diambilnya, antara lain lulus di tahun 1987 dalam program Bachelor of Science in Business Administration University of Arizona, Tucson, AZ, USA, (1991), Master of Business Administration Creighton University Ohama, NE, USA, (1993), Program Diploma Business Economic, Strathclyde University, Glasgow, (1998), Doctor of Business Adminitration, Manchester Business School, Manchester, UK.
Terkait pengalaman pekerjaan, ia pernah berkarir di PT Freeport Indonesia (1993-1995), PT Bursa Efek Jakarta (1995-1997), Entrepreneur (1997-sekarang), dan segudang jabatan lainnya termasuk terakhir menjadi tenaga ahli dalam Kementerian Koordinator PMK.
Kemudian, Sihgar adalah seorang tokoh dalam dunia sepakbola Indonesia. Bagi pencinta sepakbola di negeri ini, nama Sihar bukanlah sosok yang asing di telinga. Sosok Sihar cukup mentereng di bidang sepakbola Indonesia. Bahkan sempat memimpin PSMS, klub kebanggan Kota Medan.
Selain itu, kecintaannya terhadap sepakbola juga membuatnya menggelontorkan dana besar. Selain itu, Sihar mendirikan tiga klub sepakbola, yakni Medan Chiefs Deli Serdang, Pro Duta, dan Nusaina Fans Club (FC).
Ketiga, dia jadi rebutan antara Megawati dan putrinya Puan Maharani. Sebelum ditunjuk sebagai Cawagub Sumut, Sihar Sitorus bekerja bersama putri Megawati, yakni Menteri Koordinator PMK Puan Maharani sebagai tenaga ahli.
Mega pun mengaku sudah meminta izin kepada Puan untuk mencalonkan Sihar. “Sempat jadi anak buahnya Menko PMK. Saya sudah izin ya,” ujarnya.
Megawati Soekarnoputri juga sempat bercerita proses ‘merebut’ Sihar Sitorus dari anaknya, Puan Maharani. “Sihar ini ikut Mbak Puan di Kemenko PMK. Lalu saya bilang, ‘saya ambil Sihar ya’, ‘jangan loh mah, saya perlu dia (Sihar membantu Puan di Kemenko PMK) juga’ kata Mbak Puan,” ujar Mega saat itu di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Menanggapi ucapan sang anak, Mega pun memberikan jawaban dengan nada humor ke media. “Terus saya bilang kamu cari saja yang lain. Terus dia lagi jalan-jalan ya udah saya ambil saja,” ucap Mega berkelakar.