Jelang Tengah Malam, Djarot Kedatangan Purnawirawan Jenderal, Ini Yang Dibahas
- BENTENGTIMES.com - Sabtu, 12 Mei 2018 - 11:02 WIB
- dibaca 1.460 kali
MEDAN, BENTENGTIMES.com – Menjelang tengah malam, Calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat didatangi tamu istimewa di kediaman pribadinya, di Jalan Kartini No 6 Medan.
Djarot menerima tamu yang merupakan rekan sejawatnya sejak di Blitar, yakni Letnan Jenderal (Letjen) Purnawirawan Bambang Darmono.
Pada momen reunian tersebut, keduanya tampak akrab dan saling bercengkrama satu dengan lain sambil mengobrol mengenai wawasan kebangsaan dan isu terkini.
“Beliau ini (Bambang Darmono) rekan sejawat saya, kami sama-sama seorang Pancasilais,” ujarnya, Jumat (11/5/2018).
Bambang saat itu tidak sendiri. Ia ditemani seorang akademisi yang membawahi lembaga Center For Election and Political Party (CEPP-FISIP UI), Reni Suwarso.
(BACA: Malam-malam Datang ke Kediaman Djarot, Ustad Martono Sampaikan Dua Hal…)
Djarot mengaku tak dapat menutupi rasa gembiranya, karena sahabatnya itu rela jauh-jauh datang dari DKI Jakarta hanya untuk menemuinya di Medan.
Menurut Djarot, kedatangan para sahabatnya itu membuktikan dukungan yang penuh terhadap langkahnya untuk mengabdi di Sumut.
“Saya senang sekali bisa bertemu dengan Pak Bambang, dan juga Bu Reni ini. Kami sudah kenal sejak di Blitar,” kata Djarot, yang menjabat Walikota Blitar 2 periode, Wakil Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta.
Sementara itu, kepada awak media, Bambang menjelaskan kedatangannya ke kediaman Djarot untuk memberikan dukungan moril menjelang debat. “Bagi saya, Mas Djarot ini seorang Pancasilais, tidak bisa tidak, harus didukung penuh,” katanya.
Mantan Panglima Komando Operasi TNI untuk Nangroe Aceh Darussalam ini menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. “Semuanya harus berdasarkan Pancasila, saya tidak terima ada orang-orang menafsirkan lain tentang Pancasila,” katanya.
Pria yang juga pernah menjabat Sekjen Lemhannas ini mengaku prihatin akhir-akhir ini banyak orang yang ingin memecah belah bangsa Indonesia.
Dikatakan, sebagai seorang mantan prajurit, ia tetap teguh memegang sumpah prajurit, yakni patuh dan taat terhadap Pancasila serta UUD 1945. Menurutnya, dengan dukungan kepada Djarot membuktikan bahwa seorang patriot harus membela seorang rekan yang benar-benar Pancasilais untuk mengabdi pada bangsanya.
“Selebihnya urusan TNI yang akan membereskan orang-orang yang tidak mengakui Pancasila,” katanya.