Sihar: Keberagaman Sumut Terbungkus dalam Persaudaraan
- BENTENGTIMES.com - Sabtu, 28 Apr 2018 - 12:35 WIB
- dibaca 242 kali
MEDAN, BENTENGTIMES.com – Pluralisme yang ada di Sumatera Utara, menjadikan provinsi ini tak menjadikan perbedaan sebuah jarak pemisah. Keberagaman adat istiadat dan suku di Sumut disatukan dalam sebuah ikatan persaudaraan.
“Sangat jarang di derah lain di Indonesia, memiliki peradaban seperti di Sumut. Sumut sangat beragam akan adat istiadat dan suku, dibungkus dalam satu ikatan persaudaraan yang sangat erat. Tidak pernah kita bertengkar akan perbedaan itu, bahkan kita menjunjung tinggi perbedaan dengan saling menghargai dan menghormati,” ungkap Sihar saat temu ramah dengan masyarakat Kwala Bekala Jalan Pintu Air, Medan, Kamis (26/4/2018) sore.
“Ini satu hal yang harus kita rayakan, akan kekayaan yang kita miliki di Sumut ini. Kita diikat dalam satu ikatan yang kuat. Ini satu warisan yang sangat luar biasa,” tambah Sihar.
Itu pula yang diharapkannya pada Pilkada Serentak 2017 Sumatera Utara ini. Untuk tak menjadikan sebuah perbedaan dalam memberikan pengabdian dan perubahan bagi Sumut ke depan.
“Saya ingin perkenalkan diri, bahwa saya dan Pak Djarot bukanlah orang asing. Saya dan Pak Djarot sama dengan bapak-ibu dah hadirin sekalian, bahwa kita tinggal dan hidup negara yang sama, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas tutur pendamping Calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat itu.
Di hadapan warga dan para relawan, Kibar Indonesia, Forum Anak Muda DJOSS (Formadsi), Kami Relawan Djarot-Sihar (KR DJOSS), Banteng Militan Sumut, dalam temu ramah dengan tema “Ciptakan Pilkada Damai” itu, Sihar menyebutkan keberagaman itu pula, tergambar pada bangunan Masjid Raya Al-Mashun.
Gaya seni dan arsitektur bangunan yang menjadi ikon wisata Kota Medan itu, dibangun dengan keberagaman.
Keberagaman corak dan gaya arsitektur serta ornamen pernak-pernik di dalamnya. “Berbagai corak dan gaya arsitektur disatukan dalam sebuah bangunan yang megah dan unik. Ini hasil kerjanya orang-orang hebat, juga pemerintahan saat itu. Semua berpikir bagaimana bisa khusuk untuk beribadah dan sholat,” pungkas paslon yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu.