Pers dan Refleksi Kemerdekaan
- BENTENGTIMES.com - Rabu, 18 Agu 2021 - 08:18 WIB
- dibaca 53 kali
CIPUTAT, BENTENGTIMES.com– Bagaimana kehidupan pers di usia 76 tahun Indonesia Merdeka? Kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Sebagai orang pers, saya merasa banyak sekali hal yang harus kita perbaiki. Itupun kalau ada kesadaran di kalangan pers itu sendiri.
Dalam diskusi yang diadakan Dewan Pers pada Minggu malam dengan pihak-pihak di luar pers, tercermin bagaimana kondisi pers sekarang semakin jauh dari pers yang ideal. Banyak harapan terhadap pers, jauh dari kenyataan.
Salah satu ungkapan dalam pertemuan itu menyebutkan, pers Indonesia sedang menggali kuburnya sendiri karena sikap dan perilakunya. Dalam hal ini cara pandang dan cara kerja dari media, khususnya terkait dengan pandemi Covid-19 yang melanda kita.
Catatan Hendry CH Bangun
Seharusnya, semangat yang dibangun adalah bagaimana pers menggalang masyarakat untuk bersama-sama semua komponen bangsa membantu pemberantasan Covid. Media yang bagus dengan kedalaman wawasan, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa membuat persoalan rumit menjadi enak dibaca, ditonton, atau didengar. Berita lalu menimbulkan semangat dan gairah, untuk bangkit dari keterpurukan.
Tetapi, banyak sekali media yang justru sibuk dengan ini-itu, hal remeh temeh, sehingga audiens pun ikut permainan dan tidak melihat Covid ini sebagai hal serius. Mungkin seperti berita entertainmen. Padahal menyangkut masalah hidup mati.
Baca: Klaim Tanah Adat Bikin TPL Meradang, Pemerintah Harus Tegas, Dunia Usaha Butuh Kepastian Hukum
Baca: Ingat, Ibadah dan Ritual Peribadatan Tidaklah Sama
Pers juga seperti tidak peduli apakah pandemi ini cepat selesai atau tidak. Padahal, negeri ini sedang kesusahan.
Kondisi ekonomi umumnya sulit, banyak usaha gulung tikar, berbagai kegiatan berkurang. Yang berimbas pada perusahan pers—pendapatan anjlok, sulit beroperasi normal, terpaksa mengurangi atau memotong gaji, PHK—sehingga seperti bisnis lain, pers sejatinya ingin agar ekonomi kembali pulih.