Miris, Milenial dan Gen Z di Indonesia Terjerat Pusaran Utang Pinjol, Hampir 70 Persen Macet
- BENTENGTIMES.com - Selasa, 12 Mar 2024 - 20:59 WIB
- dibaca 39 kali
JAKARTA, BENTENGTIMES.com– Mudahnya proses peminjaman yang diberikan lembaga keuangan pinjaman online (pinjol) menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi generasi muda. Terbukti, nasabah lembaga keuangan pinjol didominasi kalangan milenial dan Gen Z, mereka dari kelompok usia 19 sampai 34 tahun.
Tapi yang membuat miris, karena begitu gampangnya berutang online membuat banyak dari mereka kelompok generasi milenial dan generasi Z Indonesia terjerat belenggu utang. Bahkan, 68,87 persen dari nasabah generasi muda yang pinjam online tersebut gagal bayar alias terjerat pinjol. Anda para kaula muda perlu cermat agar tidak terjerumus?
Menurut laporan berjudul ‘2024 State of Mobile’, yang dirilis perusahaan riset Data.ai pada Januari lalu, membuat dunia internasional melirik Indonesia. Laporan itu menyebutkan, Indonesia memimpin dunia dalam penggunaan aplikasi seluler.
Indonesia disebut sebagai negara yang konsumennya menghabiskan waktu layar (screen time) untuk aplikasi seluler terbanyak di dunia, yaitu 6,05 jam setiap hari per orang. Ini informasi bagus bagi para pengembang aplikasi yang ingin mengembangkan pasar mereka.
Tapi, laporan itu juga menyebutkan sesuatu yang membuat banyak orang miris. Aplikasi seluler yang paling banyak diunduh di Indonesia pada 2023 adalah aplikasi pinjaman pribadi, yang biasa disebut aplikasi pinjol (pinjaman online). Jumlah unduhannya 222 juta, angka yang bersaing dengan sekitar 278.8 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini.
Baca: Jokowi Tidak Ingin Senasib dengan Amerika Latin, Mengapa?
Baca: BRI Kucurkan Kredit Untuk Petani Keramba di Haranggaol
Yang tak kalah memprihatinkan, berdasarkan Data Statistik Fintech Lending Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2023, mayoritas nasabah pinjol adalah generasi muda, terutama dari kelompok usia 19 sampai 34 tahun.
Mereka, generasi Z dan Milenial, tercatat sebagai kelompok usia penerima terbesar kredit pinjol, yakni 54,06 persen atau mencapai Rp 27,1 triliun.