MEDAN, BENTENGTIMES.com– Pemerintah harus segera turun tangan membantu petani di tengah lonjakan harga pupuk, sarana produksi pertanian (saprotan) dan lainnya. Seharusnya pemerintah lebih peka melihat nasib petani, termasuk memikirkan stimulus khusus untuk membantu petani.
“Saat ini, nasib petani sudah berada di ujung tanduk akibat tingginya harga pupuk. Pemerintah, harus bantu,” kata Mangapul Purba, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumatera Utara, kepada BENTENG TIMES, Rabu (17/11/2021).
Sejujurnya, kata Mangapul, dia belum melihat usaha serius pemerintah dalam memberikan proteksi terhadap petani, baik untuk sarana produksi maupun proteksi terhadap harga komoditas pertanian pasca panen.
Baca: Dilema Petani Jeruk di Karo, Menanti Naiknya Harga di Tengah Ancaman Lalat Buah
Baca: BRI Kucurkan Kredit Untuk Petani Keramba di Haranggaol
Mangapul khawatir, jika hal ini terus berlangsung maka progam ketahanan pangan yang digaungkan pemerintah akan terganggu.
“Kita selalu gembar-gembor kedaulatan pangan, tapi petaninya tidak diproteksi. Nah ini, kan lucu omongan sama tindakan tidak sejalan. Bagaimana mungkin ada ketahanan pangan jika nasib petani semakin terpuruk,” kritik Putra Ladang yang akrab disapa MP ini.
Petani akan Sulit Bangkit dari Keterpurukan
Petani akan Sulit Bangkit dari Keterpurukan
Terkhusus kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Mangapul berpesan sudah waktunya kembali ke jalur yang benar dalam menangani nasib petani. Sejauh yang dia lihat, instansi terkait di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, ketika berbicara petani, lebih banyak konsep tapi minim tindakan.
“Jangan hanya bicara konsep di ruang ber AC. Tempat petani itu di sawah dan ladang, di bawah terik matahari, bukan di menara gading. Jadi, kalau mau selesaikan urusan petani, harus turun ke bawah!” tegas politisi PDI Perjuangan ini.
Dia mengungkapkan, tingginya harga-harga sarana produksi pertanian saat ini tidak sebanding dengan harga komoditas panen para petani. Situasi ini membuat petani akan sulit bangkit dari keterpurukan.
Sekadar informasi, harga pupuk melonjak tinggi sejak delapan bulan terakhir. Harga pupuk baik tunggal dan majemuk, naik antara 70 persen-120 persen.
Baca: Gubsu Resmikan Terminal Modern Pertama di Sumut: Tak Boleh Lagi Ada Petani Miskin
Baca: Petani ‘Teriak’ Pupuk Subsidi Langka di Simalungun
Kenaikan paling jelas, bisa dilihat dari pupuk urea. Tadinya, pupuk jenis itu dipatok seharga Rp4.500 per kg. Namun sekarang, harga pupuk sudah mencapai di atas Rp6.000 per kg.