KARO, BENTENGTIMES.com– Petani di Kabupaten Karo mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Kelangkaan itu terjadi tanpa alasan yang jelas bagi masyarakat. Akibatnya, petani terancam gagal panen.
Salah seorang petani jagung, Praktek Pelawi mengungkapkan, akibat kelangkaan pupuk itu, tanaman jagungnya menguning.
“Sekarang, susah dapat pupuk,” kata petani asal Desa Sirumbia, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo ini, kepada BENTENG TIMES, Minggu (27/10/2019).
Praktek membeberkan, kelangkaan itu terjadi saat harga jagung sedang naik. Akibat kurangnya pupuk, pertumbuhan jagung yang sudah berumur sekitar 3 bulan milik Praktek tidak merata.
“Sebagian menguning dan tidak berbuah. Ini sangat merugikan. Kita rugi tenaga, materi dan lahan yang terbuang sia-sia,” keluh pria 60 tahun ini.
Baca: Supplier Diminta Tarik 109 Ton Bibit Jagung BISI 18 dari Tanah Karo
Praktek mengatakan, kelangkaan pupuk ini ia rasakan sudah sekitar dua musim panen jagung. Dia pun berharap, pemerintah bisa segera mengatasi keluhan tersebut agar petani bisa lebih sejahtera.
Senada disampaikan Tokoh Pemuda Desa Perbulan Denhas Maha. Kata dia, masyarakat sangat kesal atas tindakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo yang melakukan pengurangan pupuk bersubsidi tanpa sosialisasi kepada masyarakat.
“Petani jadi kelabakan mencari pupuk di musim tanam dan pemupukan,” ucapnya.
Baca: Merana, Tomat Petani di Karo Hanya Laku Rp1.000 per Kg
Menurut Denhas, dirinya cukup paham tujuan pengurangan pupuk bersubsidi. Sebab, kata Denhas, pengurangan itu merupakan salah satu program pemerintah pusat agar masyarakat bisa beralih ke pupuk organik.
“Tapi, yang kami sayangkan adalah minimnya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat soal pengurangan pupuk bersubsidi itu,” imbuhnya.