KARO, BENTENGTIMES.com– Kementerian pertanian melalui badan karantina pertanian Ir Ali Jamil MP Phd, bersama dengan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi dan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dan Wakil Bupati Karo Cory S Sebayang melepas ekspor sayur Kubis ke Negara Malaysia. Acara pelepasan ini dilaksanakan di Gudang PT Juma Berlian Exim, Desa Lambar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo pada Kamis (28/2).
Dari 147 jenis produk pertanian unggulan ekspor asal Sumatera Utara, kubis asal Karo merupakan komoditas hortikultura terbesar penyumbang jumlah ekspor.
“Hingga saat ini ada 5 negara tujuan ekspor kubis asal Karo yakni Taiwan, Malaysia, Jepang, Singapura, Korea Selatan,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ir Ali Jamil.
Selain kubis, pelepasan ekspor melalui pelabuhan Belawan ini juga bersamaan dengan 19 produk lainnya dengan total nilai 272,166 miliar rupiah.
Kepala Karantina Belawan Bambang Haryanto memberikan rincian data produk yang telah disertifikasi oleh pihaknya masing-masing sebagai berikut, kopi biji sebesar 788.845 ton senilai Rp70,215 miliar, sayuran kubis 50.2 ton senilai Rp125 juta, kayu manis 125,5 ton senilai Rp4,076 miliar, pinang biji 1.485 ton senilai Rp22,275 miliar, karet lempengan 1.577.88 ton senilai Rp29,976 miliar.
Lalu, karet lembaran 469.08 ton senilai Rp1,312 miliar, nipah 151,533 ton senilai Rp1,057 miliar, lidi 26,8 ton senilai Rp99 juta, getah pinus 207,832 ton senilai Rp1,981 miliar, gambir 27 ton senilai Rp945 juta, minyak sawit 13620.59 ton senilai Rp122,572 miliar, kelapa parut 45.75 ton senilai Rp2,057 miliar, kayu oak putih 255,8326 m3 senilai Rp1,245 miliar.
Baca: Ekspor Kopi Sumut Terbesar ke Amerika Serikat
Selanjutnya, kayu karet 1684,10 m3 senilai Rp9,428 miliar, ekaliptus sawn timber sebesar 19,7627 m3 senilai Rp124 juta, teh 24.8 ton senilai Rp62 juta, kayu olahan 465,13 m3 senilai Rp1,991 miliar, silver prills/ palmitic acid 194,1 ton senilai Rp1,853 miliar, beef produk 9,103 ton senilai Rp773 miliar.
Kubis, sebagai salah satu produk unggulan asal Sumut, dijelaskan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) bahwa dari data statistik Karantina Belawan, ekspor kubis yang keluar dari pelabuhan Belawan selama lima tahun pertama terus mengalami peningkatan, kecuali di tahun ke 3 yang mengalami penurunan disebabkan kondisi alam pasca erupsi Sinabung.
Pada tahun pertama, 2012, ekspor kubis sebesar 11.747 ton dengan nilai Rp35.243 miliar, tahun 2013 sebesar 13.133 ton dengan nilai Rp39.401 miliar, tahun 2014 sebesar 8.933 ton dengan nilai Rp26.800 miliar, tahun 2015 sebesar 17.043 ton dengan nilai Rp51.131 miliar rupiah.
Kemudian tahun 2016 sebesar 32. 680 ton dengan nilai Rp98.040 miliar rupiah. Namun di tahun 2017 dan 2018 volume ekspor komoditas ini mengalami penurunan yakni di tahun 2017 hanya sebesar 18.459 ton dengan nilai Rp55.379 miliar rupiah dan di tahun 2018 sebesar 15.228 ton dengan nilai Rp45,906 miliar.
“Penurunan selama dua tahun terakhir ini disebabkan semakin ketatnya persyaratan keamanan pangan dari negara tujuan ekspor, terutama Jepang, Korea Selatan dan Singapura yang memiliki standar syarat keamanan pangan yang cukup tinggi,” jelas Jamil.
Untuk mengatasi hal ini, di awal tahun 2019 Kementerian Pertanian melalui Barantan melakukan pendampingan kepada para eksportir guna memenuhi persyaratan ekspor. Termasuk kepada petani kubis di Kabupaten Karo ini, melalui Karantina Belawan dilakukan mitigasi Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) melalui inline inspection.
Pendampingan mulai dari pertanaman kemudian penanganan pasca panen sampai ke pengangkutan agar sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor.
“Penerapan inline inspection, Insya Allah dapat menjadi solusi untuk kembali meningkatkan volume ekspor kubis asal Sumatera Utara,” ungkap Jamil.
Baca: Ekspor Sumatera Utara Alami Penurunan 3,86 Persen
Bupati Karo Terkelin Brahmana dalam sambutannya mengatakan dengan terbukanya peluang ekspor ini, tentu akan memberikan gairah positif bagi petani di Kabupaten Karo dalam mengembangkan tanaman sayuran karena adanya jaminan harga pasar yang lebih stabil.
Terkelin juga menambahkan produksi sayuran Karo untuk mengisi pasar ekspor masih terbuka luas.
“Kita tinggal meningkatkan lagi kualitas produksi dan penanganan pasca panennya, mengingat tuntutan konsumen makin menghendaki sayuran yang fresh dan menyehatkan. Selain itu juga, dengan dibukanya ekspor ini, membuktikan bahwa produk pertanian Tanah Karo dapat menembus pasar internasional dan diterima oleh masyarakat,” ungkap Terkelin.
Turut hadir pada pelepasan ekspor kali ini, Anggota DPRD Sumut Muchrid Nasution, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan drh Bambang Haryanto MM OPD Provsu, dan OPD Karo, Pimpinan PT Juma Berlian Exim, para pengusaha eksportir serta undangan lainnya.