Jembatan Alternatif di Gido Ambruk, Harga Bahan Pokok dan BBM Meroket di Nisel
- BENTENGTIMES.com - Jumat, 28 Des 2018 - 00:58 WIB
- dibaca 376 kali
NIAS, BENTENGTIMES.com– Sejak jembatan alternatif di Sungai Gido Sebua, Desa Hiliweto, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, ambruk pada 19 Desember 2018 lalu, ekonomi masyarakat bergejolak di Kabupaten Nias Selatan (Nias) dan empat kecamatan di Kabupaten Nias. Harga bahan pokok mengalami kenaikan drastis, BBM (bahan bakar minyak) meroket, ongkos transportasi naik berkali-lipat.
Akibat jembatan alternatif ambruk, akses transportasi yang menghubungkan antara kecamatan di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan putus total. Sementara, jembatan Sungai Gido Sebua hingga kini masih dalam proses pengerjaan.
Menurut informasi diperoleh, ada empat kecamatan di Kabupaten Nias yang terkena dampak putusnya jembatan Sungai Gido Sebua itu, yakni Kecamatan Sogaeadu, Idano Gawo, Ulugawo dan Bawolato. Kemudian 33 kecamatan di Kabupaten Nias Selatan.
Saat ini, masyarakat yang ingin bepergian ke Gunungsitoli dan sebaliknya harus melintasi Sungai Gido Sebua dengan berjalan kaki. Sementara, untuk sepeda motor harus menggunakan tenaga warga sekitar yang menawarkan jasa penyeberangan. Untuk itu, setiap pengendara harus berogoh kocek biaya penyeberangan sebesar Rp20 ribu per unit kendaraan.
Efek lain dari ambruknya jembatan itu, harga bahan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) di dua wilayah itu naik drastis. Kemudian, warga yang ingin memakai jasa transportasi umum harus dua kali sambung.
Baca: Satu Keluarga di Nias Selatan Tertimbun Longsor, Satu Orang Ditemukan Tewas
Baca: Jalan Nasional Nisel Nyaris Putus Dihantam Ombak 5 Meter
Seperti penuturan Memo Hulu, warga Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, harga eceran bensin (premium) sejak ambruknya jembatan Sungai Gido Sebua naik menjadi Rp20 ribu per liter. Padahal, sebelumnya masih seharga Rp7 ribu per liter. Sedangkan, harga-harga bahan pokok naik bervariasi dari Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram.
“Kemarin aja pas hari Natal, bensin sempat kosong di Gomo, bang. Apalagi di sini memang belum ada SPBU. Kalau harga sembako semua naik, beras yang biasanya kami beli Rp20 ribu per tumba, sekarang Rp25 ribu per tumba,” kata Memo kepada BENTENG TIMES, melalui telepon selularnya, Kamis (27/12/2018).
Ia berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan alternatif tersebut. Sebab jika tidak, maka masyarakat akan semakin terbebani.
“Kita sangat prihatin, apalagi masyarakat daerah Gomo sekitarnya, tergolong miskin,” ucap Memo.